Mohon tunggu...
Juan MalikAltair
Juan MalikAltair Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswa

extraordinary man

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Real Karma

7 Juli 2020   04:00 Diperbarui: 7 Juli 2020   04:20 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu pagi cuaca Jakarta yang panas dan terik di bulan Desember, Rafa menggunakan mobil pribadi melewati jalan Gambir untuk menuju kantor di Istana Kepresidenan yang berkawasan di Monas. 

Rafa melihat kondisi cuaca yang sangat ekstrim dan tidak menyehatkan. Rafa yang bekerja sebagai Intel di Badan Intelijen Negara yang memiliki karakter baik, rendah hati, dan sangat hebat dalam ilmu bela diri. 

Di siang hari Rafa melakukan pengamanan terhadap presiden yang melakukan rapat dengan staf kepresidenan, Menteri, dan Dewan Perwakilan Rakyat. Membicarakan agenda-agenda yang akan dilakukan dalam proyek pembangungan yang yang membahas untuk menaikan ekonomi indonesia lebih baik lagi, dengan usulan ide dan gagasan dari Dewan Perwakilan Rakyat, Lutan yang membuat rancangan agenda pemerintah. 

Ditengah-tengah rapat Rafa tidak mendengarkan isi rapat yang dibahas menit tiap menit hingga akhir rapat, rapat yang berjalan dengan baik dan Rafa yang melakukan tugasnya dengan baik dengan menjaga Presiden. 

Pada malam hari, di sudut kamar Rafa yang sedang meminum kopi dengan menghisap sebatang rokok memikirkan rapat siang tentang agenda yang akan dilakukan pemerintah kedepannya, dalam benaknya Rafa berbicara dalam hati “Agenda macam apa ini, pemerintah yang menghalalkan investor dan pejabat yang memiliki bisnis dengan menghancurkan alam demi keuntungan uang semata tanpa memikirkan dampak buruk yang akan terjadi.” 

Beberapa minggu kemudian, rapat agenda pemerintah yang berkali-kali dilaksanakan tanpa meminta pendapat publik, Ahli, dan tokoh masyarakat dengan menghilangkannya akal sehat membuat Rafa tidak tahan lagi dengan agenda pemerintah yang hanya mencari uang. 

Rafa yang mengambil cuti untuk liburan mengambil kesempatan untuk merelaksasikan pikirannya dengan mendaki gunung Cartenz Papua, Rafa mendaki gunung bersama adik kandungnya Nauj dan pacaranya Mezza.

Rafa adalah seorang pria pecinta alam, begitupun dengan Nauj pemuda yang juga pecinta alam dan salah satu pemimpin aktivis lingkungan yang berjuang mengkampanyekan isu-isu pemanasan global dan perubahan iklim, Nauj yang memiliki hubungan pacaran dengan Mezza yang juga aktivis lingkungan sama sama mencintai alam dan menjaga lingkungan. Mereka bertiga mendaki dengan berbincang-bincang dan pada di tengah perjalanan mereka bertiga terkejut melihat puncak Cartenz yang beberapa tahun lalu masih terdapat salju ternyata sudah mencair, mereka bertiga tercengang karena salju yang berada di puncak gunung Cartenz sudah mencair karna iklim bumi yang sudah hancur akibat ulah manusia-manusia serakah yang tidak menjaga bumi. Matahari sudah mulai terbenam mereka bertiga memasang tenda untuk beristirahat dan malam pun berlangsung dan yang harusnya tempat tendan yang mereka tempati seharusnya dingin dan bersalju namun mereka bertiga tidak merasa dingin, Nauj teriak “ya tuhan, maafkan manusia-manusia itu yang Sudah merusak alam ini. Tolong lekas sembuhkan Bumi ini!” Rafa langsung merespon doa itu dengan menceritakan apa yang sedang terjadi yang tidak diketahui banyak orang. Rafa “Pemerintah kita sudah tidak sehat lagi, sebenarnya ada yang aku sembunyikan dan aku pendam selama ini. Dan nyatanya aku sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan pemerintah yang menyetujui untuk merusak alam yang di usulkan oleh ide pejabat yang sekarang memiliki kedudukan sebagai Dewan Perwakilan Rakyat, Lutan ia adalah pejabat arogan yang haus kekuasaan dengan memanfaatkan kerusakan alam hanya karena uang, dan tidak mensyukuri dan mejaga amanat dengan seharusnya sebagai pejabat negara yang tidak memiliki peri kemanusiaan” Mezza tercengang mendengarkan apa yang disampaikan oleh Rafa yang memliki profesi sebagai Badan Intelijen Negara, sontak dengan marah Mezza merespon Rafa “kenapa Rafa diam saja, kenapa tidak mengambil sikap. Lihat apa yang Sudah mereka lakukan terhadap bumi ini” di sela sela perbincangan Nauj menyambung “iya kita harus mengambil sikap, tidak harus dibiarkan hal-hal ini terus terjadi.” Rafa pun melamun beberapa menit dan akhirnya Rafa merespon “terima kasih atas motivasi kalian, aku akan mengambil sikap dan doakan aku.” Pendakian pun berakhir dan mereka kembali ke Jakarta. Rafa yang memiliki sahabat ketika kecil yaitu Alta seorang jurnalis media maisntream di negara itu yang memiliki pribadi selalu percaya terhadap idealismenya, pribadi yang berwawasan luas dan seorang Jurnalis indipenden dan tidak memihak yang sering berlawanan dengan politikus-politikus yang berhasil di ungkap yang berakhir dipenjara. Rafa mengunjungi kediaman Alta, mereka bertemu dan Rafa menceritakan agenda pemerintah dengan membawa dokumen-dokumen rahasia mengenai agenda pemerintah dalam mengancurkan alam. Alta pun terkaget mendengar cerita dan melihat dokumen-dokumen agenda rahasia pemerintah. Alta menenggak segelas kopi dengan menghela nafas. Alta “Rafa, bagaimanapun itidak baikmu dalam membongkar rahasia ini pastinya akan membahayakan nyawamu dan nyawaku dalam memborngkar rahasia ini, aku siap Rafa untuk rintanga di depan yang akan kita hadapi. Dampak pemanasan global yang terjadi dirasakan oleh banyak orang, banyak aktivis lingkunga yang turun kejalan menuntut berhentinya industri-industri usaha yang dimiliki oleh pejabat agar dihentikan. Keesokan hari, pada Siang itu pukul dua siang, dan karena ini adalah musim hujan, udara disekitar sangat panas dan menyengat. Alta yang bekerja di Media Mainstream menyiapkan data-data yang akan disampaikan di Televisi, ketika sedang menyiarkan siaran langsung dengan Ahli Lingkungan dan Alam Alta yang Sedang membacakan berita di Televisi, stasiun televisi tiba-toba dihentikan dan diberhentikannya siaran langsung oleh pemilik media yaitu yang bersahabat dengan Lutan. Siaran langsung terjeda langsung diganti dengan pembahasa lain, Alta dan Ahli Lingkungan digeret ke kantor pemilik media dan berargumen mengenai topik pembahasan agenda dokumen rahasia pemerintah, di akhir arugmen Alta dipecat dari media karena berani melawan pemerintah. Berselang kemudian pemilik media memberi tahu Lutan mengenai Alta seorang jurnalis yang ingin membocorkan dokumen rahasia pemerintah. Teror mulai terjadi, pembunuh bayaran mengejar Alta dan Ahli Lingkungan dengan memasuki rumahnya dan akhirnya Alta selamat, berbeda dengan Ahli Lingkungan yang mati secara tragis dengan tembakan peluru AK47 di kening kepalanya. Alta berhasil kabur dan mencari perlindungan dengan mengunjungi Rafa. Rafa bersama Alta mengumpat dirumah Mezza pacar Nauj. Mereka merancang rencana untuk tetap melanjutkan misi untuk membongkar rahasia pemerintah ke publik agar publik tahu selama ini pemerintah tidak berakal sehat dan Hanya mencari keuntungan uang. Beberapa hari kemudian, Alta mengundang teman-teman jurnalisnya untuk melakukan produksi video tentang dokumen rahasia pemerintah bersama Rafa, Ahli Lingkungan, dan tiga jurnalis teman Alta. Setelah video berhasil direkam dan pengakuan Rafa mengenai dokumen rahasia sudah jelas dan Ahli Lingkungan yang sudah menjelaskan dengan jelas. Mereka mensusun rencana perilisan video akan dirilis ketika Rafa, Alta, dan Ahli Lingkungan lari dari Indonesia untuk kabur ke Rusia ke Istana Presiden Rusia untuk mendapatkan Suaka Kemanusiaan dari Rusia untuk dilindungi dan ketiga jurnalis akan mempublikasikan video tentang dokumen rahasia melalui social media karena tidak mungkin lagi akan menyiarkan di Televisi karena sangat berbahaya. Malam berakhir dan Pagi berlangsung. Rafa, Alta, dan Ahli Lingkungan menggunakan pesawat terbang untuk menuju Rusia, sesampai di Rusia dalam perjalanan dari Bandara Shereyetmevo Rusia ke istana presiden tidak diduga pembunuh bayaran suruhan Lutan mengikuti jejak mereka dengan membuntuti mereka bertiga, dan akhirnya pembunuh bayaran melakukan konflik dengan mereka bertiga dengan saling tembak-menembak, Alta dan Ahli Lingkungan Tewas diperjalanan dibunuh oleh pembunuh bayaran Lutan, Rafa berhasil selamat di Istana Presiden Rusia dan pembunuh bayaran utusan Lutan tidak berhasil membunuh Rafa. Sesampai Istana Presiden Rusia Rafa mendapatkan pelayanan yang sangat baik, dan langsung dilayani oleh Vladimir Putin yaitu Presiden Rusia. Setelah itu Rafa menelpon ketiga jurnalis teman Alta untuk segera memposting video untuk mempublikasikan video dokumen rahasia pemerintah. Vladimir Putin memberikan Suaka Kemanusiaan terhadap Rafa karena aksi dan sikap Rafa yang melindungi dan menjaga bumi sangat dibantu, Rafa muncul di Media Televisi Rusia dengan melakukan pengakuan sebagai Badan Intelijen Negara dan memberikan penjelasan ke media. Akhirnya masyarakat Indonesia  mengetahui dan merasakan amarah yang menggebu-gebu, masyarkat Indonesia berdemo untuk meruntuhkan Konstitusi Pemerintahan yang tidak sehat. Dan akhirnya Lutan, pejabat, dan petinggi negara yang menyetujui agenda pemerintah dalam merusak alam di turunkan dan dicopot jabatannya dan akhirnya perjalanan Rafa berhasil dalam mewujudkan perilaku manusia yang seharusnya menjadi manusia dengan tidak merusak alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun