Mohon tunggu...
Juliansyah Rizal
Juliansyah Rizal Mohon Tunggu... Penulis - Jusyahriz (www.jusyahriz.co.id)

Hanya sekedar Pemburu kata / Digital Nomaden / Freelance Writer / The Shiny Idea Chaser/ jusyahriz.office@gmail.com/ /"semua artikel Jusyahriz dilindungi Undang-Undang, hubungi penulis untuk monetisasi dan lainnya"/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terapi Mewah ala Bakmi Mewah

29 Desember 2016   16:08 Diperbarui: 30 Desember 2016   09:47 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu siang saya menyempatkan diri mampir ke sebuah mini market, siang itu terasa panas sangat terik sampai sampai saya harus membeli sebuah minuman untuk menghilangkan rasa haus, karena cuaca panas maka saat itu minuman yang pas buat saya adalah minuman dingin, setelah berputar-putar mencari akhirnya saya dapat minuman dingin. Hemm, lega rasanya. Lagi asik minum, mata saya sedikit nakal dan tertuju pada sebuah makanan berkotak hitam, yang membuat saya agak aneh barang berkotak itu berada di katalog mie instan.

Untuk menghilangkan penasaran saya pun mendekat dan melihat ada tulisan “Mewah” di cover sebuah mi instant, saya memang belum pernah melihat mie tersebut, karena penasaran saya pun ambil satu mie tersebut dan melihat dengan waktu yang cukup lama, saya melihat mie tersebut penuh gambar daging ayam, seperti daging matang, karena semakin penasaran ingin mencicipi, saya pun niatkan membeli mie tersebut, dalam hati siapa tahu mie ini membawa berkah bagi saya, paling tidak bisa menghilangkan rasa penasaran dan membuata kenyang, apalagi cuaca hari saat itu sangat dingin pasti kalau makan mie instant dengan daging sapi akan berbeda, lebih nyaman dan enak.  

Dibilang nyaman karena tidak lama setelah cuaca panas, hujan pun turun jadinya saya mulai siap-siap memanaskan air untuk memasak mie bakmi mewah sambil menunggu reda hujan, saya pun mengambil bakmi mewah yang sudah saya siapkan tadi, setelah dibuka ada 2 bumbu di dalamnya, bumbu bubuk dan bumbu ayam serta jamur pilihan, untuk bumbu ayam bungkusnya sedikit lebih besar, sepintas saya pasti menduga bahwa isinya ini daging ayam seperti yang saya lihat didepan sampul dan rasa gurih dagingnya pasti selalu saya ingat karena rasanya yang tentu sangat enak, dengan bakmi mewah saya mengajak istri dan anak saya, tak lupa bukde yang sehari-hari dirumah juga saya ajak, kami memang keluarga kecil dan bisa dibilang sehari-hari hanya berempat saja, saat itu sepintas timbul  ide kalau saya ingin meramaikan suasana rumah dengan bakmi mewah.

Dengan sigap, saya tuangkan air panas ke dalam mangkuk besar, saya ambil bakmi mewah dan cemplungkan ke dalam air panas itu, biar tidak terlalu lama maka saya pilih direbus saja, hasilnya ternyata tidak butuh waktu lama, tak sampai 5 menit bakmi mewah sudah matang, sepertinya masih ada yang kurang, saya tambahkan juga 5 biji cabe dan olesan kecap manis, saya aduk-aduk dengan bumbu hingga merata dan hasilnya buat saya seperti bakmi goreng, benar-benar luar biasa enaknya apalagi disajikan pada saat hujan, suasana yang sederhana menjadi mewah buat saya, apalagi makan bakmi mewah bersama keluarga kecil sungguh istimewa. Oleh karenanya saya tidak begitu menyesal ketika menjatuhkan pilihan pada bakmi “Mewah”, ternyata bukan rasa saja yang mewah tapi suasana pada saat makan bakmi tersebut pun sangat terasa mewah.

Bagi saya ini terapi hidangan mewah ala Bakmi Mewah meskipun dengan keadaan ala kadarnya, tak perlu biaya banyak dan tak perlu tempat mewah saya pun bisa merasakan hidangan mewah dan berkelas.

Sekali mencoba ternyata bakmi ini membuat ketagihan, rasanya kalau hujan ingin selalu makan bakmi Mewah, tapi sayang kadang saya ingin mencoba pilihan rasa lainnya tapi tidak ketemu, semoga saja bakmi mewah ini juga punya rasa pilihan lain, biar saya bisa makan dengan suasana berbagai pilihan dari bakmi mewah.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun