Mohon tunggu...
Juliansyah Rizal
Juliansyah Rizal Mohon Tunggu... Penulis - Jusyahriz (www.jusyahriz.co.id)

Hanya sekedar Pemburu kata / Digital Nomaden / Freelance Writer / The Shiny Idea Chaser/ jusyahriz.office@gmail.com/ /"semua artikel Jusyahriz dilindungi Undang-Undang, hubungi penulis untuk monetisasi dan lainnya"/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Yuk, Lebih Dekat Mengenal Sisi Positif-Negatifnya GCG

20 November 2024   15:15 Diperbarui: 20 November 2024   15:15 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, Bagaimana jika GCG tidak  diterapkan oleh Perusahaan?

Nah ini banyak terjadi di berbagai perusahaan. Tanpa penerapan Good Corporate Governance (GCG), sebuah perusahaan akan menghadapi berbagai risiko yang dapat merusak reputasinya dan bahkan mengancam kelangsungan hidupnya. Tanpa adanya prinsip transparansi, akuntabilitas, dan integritas yang jelas, perusahaan akan lebih rentan terhadap praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal ini bisa menyebabkan keputusan yang tidak objektif dan menguntungkan pihak tertentu, yang pada akhirnya merugikan pemangku kepentingan lainnya, termasuk karyawan, pelanggan, dan investor.

Ketika perusahaan tidak menerapkan GCG, kemungkinan besar akan terjadi penyalahgunaan wewenang oleh para pengambil keputusan. Tanpa kontrol yang tepat, pihak yang berkuasa dalam perusahaan bisa saja menggunakan kedudukannya untuk kepentingan pribadi atau kelompok, yang akan menyebabkan kerugian finansial atau reputasi yang serius bagi perusahaan. Praktik semacam ini bisa mengarah pada tindakan ilegal atau tindakan yang merusak moral dalam organisasi.

Selain itu, tanpa GCG, perusahaan cenderung akan kesulitan dalam mengelola risiko. Tanpa manajemen risiko yang terstruktur, perusahaan tidak akan mampu mengidentifikasi dan menangani potensi ancaman yang bisa mengguncang operasionalnya. Tanpa adanya kontrol internal yang memadai, masalah seperti kebocoran data, penyalahgunaan aset perusahaan, atau bahkan kegagalan dalam memenuhi kewajiban hukum bisa terjadi, yang akan mengganggu jalannya bisnis.

Tidak ada GCG juga akan mengarah pada ketidakpastian dan ketidakadilan dalam pengambilan keputusan. Tanpa transparansi dalam prosesnya, para pemangku kepentingan mungkin tidak mengetahui alasan di balik keputusan yang diambil oleh manajemen atau Dewan Direksi. Hal ini bisa menciptakan ketidakpercayaan dan ketidakpuasan di kalangan karyawan, pemegang saham, serta pelanggan, yang pada gilirannya dapat berdampak buruk pada citra perusahaan.

Keputusan yang tidak berbasis pada akuntabilitas akan membuat perusahaan sulit bertahan dalam jangka panjang. Jika pemangku kepentingan tidak dapat memantau kinerja perusahaan dengan jelas, atau jika perusahaan tidak bertanggung jawab atas keputusan-keputusannya, maka perusahaan akan kehilangan kepercayaan dari para investor dan pelanggan. Ini bisa menyebabkan kerugian finansial yang signifikan dan menghalangi pertumbuhan perusahaan.

Tanpa GCG, hubungan antara perusahaan dan masyarakat juga akan terganggu. Perusahaan yang tidak beroperasi dengan prinsip-prinsip GCG cenderung mengabaikan tanggung jawab sosialnya. Tanpa adanya kebijakan CSR yang jelas, perusahaan tidak akan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat sekitar atau menjaga lingkungan. Hal ini bisa memperburuk citra perusahaan di mata publik dan memperburuk hubungan dengan komunitas lokal.

Penyalahgunaan sumber daya perusahaan akan lebih mudah terjadi jika tidak ada GCG yang mengatur penggunaan aset perusahaan dengan bijaksana. Tanpa pengawasan yang memadai, dana perusahaan bisa disalahgunakan untuk kepentingan pribadi, proyek yang tidak bermanfaat, atau kegiatan yang tidak sesuai dengan tujuan perusahaan. Keuangan perusahaan bisa tergerus akibat pemborosan dan keputusan yang tidak strategis.

Perusahaan tanpa GCG juga akan lebih mudah terjerat masalah hukum. Tanpa kepatuhan terhadap peraturan yang ada, perusahaan berisiko melanggar hukum, baik terkait dengan hak-hak karyawan, perlindungan data, atau kewajiban pajak. Ini tidak hanya akan merugikan secara finansial, tetapi juga dapat menyebabkan sanksi hukum yang dapat merusak reputasi perusahaan dan menurunkan daya tariknya di mata investor.

Selain itu, tanpa prinsip-prinsip GCG, perusahaan akan kesulitan dalam menarik investor baru. Investor selalu mencari perusahaan yang memiliki tata kelola yang baik dan terpercaya. Tanpa GCG, investor akan merasa bahwa risiko investasi sangat tinggi karena mereka tidak dapat memastikan bahwa perusahaan tersebut dikelola dengan cara yang profesional dan transparan. Akibatnya, perusahaan akan kesulitan dalam memperoleh dana yang dibutuhkan untuk ekspansi atau inovasi.

Tanpa GCG, perusahaan juga akan gagal dalam menciptakan budaya organisasi yang sehat. Tanpa nilai-nilai yang jelas mengenai perilaku etis, perusahaan cenderung mengalami masalah terkait moralitas karyawan dan hubungan antar kolega. Hal ini bisa menurunkan produktivitas, menyebabkan tingginya tingkat turnover karyawan, dan bahkan menciptakan lingkungan kerja yang toksik. Perusahaan yang tidak memprioritaskan tata kelola yang baik akan sulit mempertahankan karyawan berbakat dan berkompeten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun