Mohon tunggu...
JSW Henry
JSW Henry Mohon Tunggu... -

I'm a dreamer, and I believe that I'll make it happen...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Coffee Morning: DJP, Media, dan Opini Publik

11 Juni 2012   03:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:08 1383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahirrahmanirrahim..
a. Eh, ada lagi ya pegawai pajak yang ketangkep? I justru ini adalah hal yang baik, karena DJP akan semakin bersih dari oknum-oknum yang seperti ini. Apalagi ini merupakan hasil kerjasama unit kepatuhan internal DJP sendiri dengan KPK. Coba deh hitung berapa banyak instansi yang memiliki unit kepatuhan internal yang bisa seperti ini..
b. Katanya udah modern, kok masih ada terus yang begini? I modernisasi DJP adalah sebuah proses yang sangat panjang, tidak instan, sampai dengan modernisasi jilid 2 ini, telah banyak yang dicapai oleh DJP. Saya pikir, jika ada yang tertangkap,ini malah sejalan dengan semangat modernisasi.
Pegawai DJP ada sekitar 33.000.. Anda yang punya anak 4 saja, tentu tidak bisa menjamin keempat anak Anda baik semua kan? Mungkin satu dua ada yang nakal..

c. Lha katanya kemarin DJP udah punya Whistleblowing System, kok masih ada aja yang nakal ya? I Nah, WISE ini justru untuk lebih menjaring yang nakal-nakal ini, ini menandakan WISE bekerja dengan baik. Jadi, pengawasan akan lebih ketat dari semua aspek, masyarakat juga bisa turut berpartisipasi agar DJP semakin bersih.

d. Modernisasi? Emang ngefek ya? Kalo liat di berita-berita kok kayaknya ga ngaruh ya? I Pak, bu, jika Anda telah menjalankan hak dan kewajiban perpajakan Anda dari sebelum modernisasi, tentu Anda akan tahu dengan jelas perbedaannya, bagaimana DJP telah berubah secara fisik dan MENTAL ke arah yang lebih baik.

e. Ah, apa iya? I Saya pernah berdiskusi dengan salah seorang wajib pajak ketika kasus GT sedang ramai diberitakan di media. Apa kata beliau? I Mas, saya heran, kok sekarang beritanya malah ga karuan kayak gini ya? Padahal pajak udah ga kayak dulu lagi. Saya bayar pajak sejak tahun 90-an, beda banget lah pokoknya. Sekarang saya nyaman.

f. Tapi kalo liat berita, saya ga yakin nih kalo cuma oknum! I Ada pepatah, bad news is good news.. Semakin kontroversial, maka akan semakin laku. Semakin juga jadi pengalih isu yang baik (#eh). Alhamdulillah, saya berkarir di sini, dan saya merasa nyaman. Mental orang2nya sudah modern. Saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, bagaimana komitmen dalam memegang teguh kode etik. Bahkan sebuah 'ucapan terimakasih' pun (yang mungkin masih akan Anda terima) kami tolak dengan berkata, "ini sudah tugas kami", dan sebuah penggantian makan siang di sebuah kunjungan dinas kami pun bisa kami tolak dengan berkata, " sudah ada anggaran dari kantor". Alhamdulillah yah..

g. Eh, ngomong-ngomong, kalian dulu masuk Kemenkeu habis berapa? I 100.000 I 100 juta kali? Anda ini nanya apa maksa, hehe... 100 ribu itupun uang pendaftaran saya untuk masuk STAN dulu. Proses rekruitment pegawai Kemenkeu itu memang sudah bagus, ada dua jalur, satu dari lulusan STAN, satu lagi dari peneriman sarjana dari luar STAN. Penerimaan disesuaikan dengan kebutuhan unit vertikal. Saya tegaskan ya, kami semua tidak mengeluarkan uang yang jumlahnya ratusan juta seperti di tempat lain untuk bisa masuk ke Kemenkeu, ibaratnya ini semua karena Allah, kami modal otak, dengkul, dan do'a Pak, Bu..
h. nah kan kalian berarti kalo kata orang jawa "ora nggolek balen", kok masih ada aja yang ga lurus? I balik lagi geh pertanyaannya, hehe.. masih inget kan jawaban pertanyaan yg saya berikan tadi, hehe..

i. Ngomong2 soal STAN, kok dari kemarin STAN lagi, STAN lagi.. Jangan-jangan emang itu tempat ndidik koruptor.. Bubarin aja lah kalo gitu I Hehe.. Pak, Bu.. Ada ga sih, kampus yang ngajarin mahasiswanya buat korupsi? atau kalo ada almamater kampus lain kalo terlibat kasus yang super besar bahkan ga pernah disebut-sebut almamaternya.. Ibaratnya, bukan salah bunda mengandung, hehe..
Pak, bu, tahu nggak kalo sejak di kampus, kami telah dididik untuk bermental modern.. Hukuman bagi mahasiswa yang mencontek adalah Drop Out, ga ada ampun.. Selain itu, kami juga dididik untuk kerja keras, IPK kurang dari 2,75 wassalam, hehe..

j. Udah gitu kok lulusannya masih ada yang gitu? I balik lagi geh pertanyaanya.. Hehe.. DJP ini nasibnya 11/12 sama STAN, ibarat nila setitik, rusaklah belanga kita..
Jangan digeneralisasi ya Pak, Bu.. Bukan berarti kalo ada satu dua yang nakal semuanya nakal. Jangan langsung percaya saja pada media, ibaratnya tabayyun dulu sebelum menghakimi, hehe.. Media juga punya kepentingan, ketika media menyebarkan berita yang ga bener sayangnya ga ada sanksi moral.. Nina bobok geh, hehe.. Hayo siapa yang kemarin bilang rekeningnya DW 60 M, nyatanya 400 jeti.. Jaka sembung naik ojek, ga nyambung jek.. Begitu pertanyaannya dibalik, siapa yang bilang? ngumpet dah, hehe..

k. Gantian saya ya, Bapak Ibu tau nggak kalo anggota KPK yang kemarin ikut nangkep itu ada yang lulusan STAN, ato bapak ibu tahu ngak kalo banyak lulusan STAN yang sekarang
mengabdi di KPK, bahkan ada 2 orang lulusan STAN yang pernah menjabat Wakil Ketua KPK, belum lagi yang di BPK, BPKP..
Yang jadi direktur bank dunia juga ada ( yang ini kagak nyambung, hehe)..
Di Kampus sendiri ada yang namanya SPEAK (Spesialisasi Anti Korupsi), semacam perkuliahan non formal gitu, pengajarnya juga dari KPK, ICW, sama praktisi anti korupsi lainnya juga..

l. Saya kan udah bayar pajak, saya ga rela dong kalo uang pajak saya ditilep.. I Bapak ibu bayar pajak kemana? ke bank ato ke kantor pos kan? nah, jadi mekanismenya gini, uang yang bapak ibu bayarkan akan langsung masuk ke kas negara.. Bahkan presiden sekalipun ga akan bisa ngotak-atik itu uang yang bapak ibu bayarkan tanpa melalui mekanisme di siklus APBN. Apalagi cuma pegawai pajak, hehe.. Jadi tenang aja pak, bu.. Pajak yang Anda bayarkan dijamin aman. Ga kayak yang diberitakan di tipi-tipi, hehe..
m. Jadi selama ini yang dikorup oknum itu yang gimana mas? I Nah, itu 'calon' uang pajak pak, bu.. ini juga pasti ada 2 pihak, WP nakal sama pegawai nakal, yang korupsi itu dua2nya, uang yang seharusnya menjadi potensi penerimaan mereka korupsi. Jadi yang dihukum dua2 nya dong.. Kan dua2 nya sama2 korupsi..
Hehe.. Jadi kalo bapak ibu bayar pajaknya masih belum sesuai sama aja kaya mereka dong.. Korupsi uang pajak.. Peace :)

n. Oke deh mas, kalo gitu saya akan taat bayar pajak. Eh, tapi apa itu masa jalan aja berlubang2, bancaan anggaran dimana2, belum lagi yang dipake jalan-jalan keluar negeri, proyek dimainin, jembatan runtuh, rumah sakit kualitasnya begitu!  I Pak, bu, tugas kami di DJP hanya sampai pada titik mengumpulkan uang pajak yang ribuan triliun itu, nah, penggunaannya itu melalui mekanisme siklus APBN yang menjadi kewenangan setiap satker di masing-masing kementerian atau lembaga..
Apa Anda kira kami rela uang yang sudah susah2 kami kumpulkan menjadi bahan permainan seperti itu? Sedih rasanya, pak, bu..
Mari kita sama2 berdoa untuk Indonesia yang lebih baik.. Satu saja yang modern tidak cukup, semua harus modern, maka hilangkanlah itu budaya uang terimakasih, ewuh pakewuh, suap, dan sejenisnya dari perkara yang paling kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun