Mohon tunggu...
Joko Suwarno
Joko Suwarno Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Berilmu untuk menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ngeri, Diperlukan 2 Jutaan untuk ke Ibukota Kabupaten

30 Januari 2014   04:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:20 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1391030471442961332

Daerah adminstratif Kabupaten Seruyan

sumber: http://loketpeta.pu.go.id/wp-content/uploads/media-peta/peta-infrastruktur/pii-6200/6208_2012.gif

Kemarin saya sudah posting perjuangan yang harus saya tempuh untuk mencapai Ibukota Kabupaten Seruyan, Kuala Pembuang. Saya harus menempuh jarak lebih kurang 250 kilometer. Pada saat sampai di Kuala Pembuang, saya bertemu teman sesama abdi negara yang bertugas di daerah ujung utara kabupaten Seruyan. Memang daerah “kekuasaan” kabupaten Seruyan memanjang dari utara (berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat) sampai daerah selatan (pantai selatan Laut Jawa). Hal ini disebabkan daerah-daerah di kalimantan dikelompokkan berdasarkan aliran sungai.

Teman (perempuan) yang bertugas di hulu sungai Seruyan tersebut bercerita bahwa diperlukan biaya 2 jutaan untuk sampai ke Kuala Pembuang (ibukota Kabupaten Seruyan). “Waow...... Ngeri”, pikirku dalam otak ini. Ternyata ada yang lebih parah daripada apa yang harus saya alami. Perjalanan dengan biayan 2 jutaan tersebut harus dia jalani paling cepat 3 hari dan bisa jadi sampai 5 atau 7 hari jika terjadi hujan. Informasi ini sungguh-sungguh membuat saya geleng-geleng kepala. “Seorang perempuan harus menjalani perjuangan seperti itu”, pikirku. Ini perjuangan seorang abdi negara.

Bukan sekedar biaya, tenaga dan waktu yang harus dikorbankan, tetapi nyawa menjadi taruhannya bagi orang yang akan melalui jalur ke hulu Seruyan tersebut. Hal ini sudah terbukti pada saat zaman kampanye pemilu tahun 2009, ada seorang caleg DPRD Kabupaten Seruyan yang akan mengunjungi daerah hulu Seruyan tersebut harus mengorbankan nyawanya. Ya... Beliau meninggal akibat speedboat yang tumpangi terbalik dan sang caleg tenggelam di sungai Seruyan.

Saya nggak habis pikir, bagaimana jika para pejabat yang tinggal di rumah-rumah dinas mewah melakukan koreksi diri dengan tinggal di daerah seperti hulu sungai Seruyan tersebut selama 3 – 6 bulan saja dan melakukan perjalanan dinas tanpa fasilitas negara? Saya yakin, mereka tidak akan pernah korupsi dan bisa jadi fasiltas-fasilitas negara yang disediakan untuk dia akan dibongkar dan digunakan untuk pembangunan daerahnya.

Ya... Semoga Indonesia masih bersemangat untuk membangun bangsa dan negaranya... tetap Semangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun