Pelaksanaan rekapitulasi perolehan suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 telah berlangsung sesuai dengan tahapan yang tertuang dalam Peraturan KPU No 4 Tahun 2014. Setelah melalui proses yang melelahkan dan diwarnai dengan adanya aksi “walk out” dari saksi pasangan calon nomor urut 1, dan aksi tepuk tangan yang gegap gempita dari saksi calon nomor urut 2, serta aksi penolakan hasil rekapitulasi oleh pasangan Prabowo-Hatta, KPU tidak goyah untuk tetap mengumumkan hasil rekapitulasi perolehan suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 itu. Sesuai dengan yg telah dijadwalkan sebelumnya tepat di hari Selasa tanggal 22 bulan Juli tahun 2014 pukul 20.00 Wib, KPU mengumumkan rekapitulasi perolehan suara kedua pasangan calon, sebagai berikut. :
Perolehan suara dalam negeri :
Prabowo-Hatta : 62.240.042
Jokowi-Yusuf Kalla : 70.573.051
Luar negeri :
Prabowo-Hatta :336.402
Jokowi-Yusuf Kalla :364.257
Total perolehan suara kedua pasangan calon, Prabowo-Hatta : 62.576.444 / 46,85%, dan Jokowi-Yusuf Kalla : 70.997.833 / 53,15 %.
Dengan selisih perolehan suara sebesar: 8.421.389 / 3,65% dari total suara sah yang masuk sebanyak 133.574.277
Sumber :http://pilpres2014.kpu.go.id/dc1.php
Maka jelaslah sudah bahwa Presiden ke-9 RI itu bernama Jokowi (setelah soekarno ada Syafruddin Prawiranegara dan M. Assat, walau jabatannya cuma 1 tahun) seorang pemuda yang memulai karier politiknya dengan menjadi Wali Kota Solo selama 2 periode. Periode pertama dilalui dengan mulus, namun pada periode kedua sebelum menuntaskan amanah warga Solo di 5 tahun keduanya, beliau kemudian hijrah ke DKI Jakarta dan menjadi Gubernur berpasangan dengan Basuki tjahja Purnama atau yang kita kenal dengan nama Ahok. Lagi2 sebelum menuntaskan amanah warga DKI Jakarta, Jokowi kembali membuat gebrakan dengan menerima mandat Megawati sang ketua Partai PDI-P untuk mencalonkan diri sebagai Capres dibantu partai koalisi pengusung lainnya Nasdem, PKB, Hanura, dan PKP-I.
Tampil dengan pencitraan yang sederhana dan rajin blusukan menjadi modal utama bagi seorang Jokowi dalam menjalani karier politiknya, diawali dengan gebrakan mobil esemka sewaktu masih menjabat sebagai Walikota Solo/Surakarta, kemudian hijrah ke DKI Jakarta dengan sosok yang sangat sederhana dan rajin turun keperkampungan kumuh menjadi nilai plus bagi seorang Jokowi untuk meraih simpati warga Jakarta, terlepas dari apakah yang dilakukan Jokowi itu hanya sebagai pencitraan atau memang lahir dari pribadi Jokowi itu sendiri. “tapi apakah iya presiden yang dibutuhkan indonesia hanyaaa yang rajin blusukan? Lalu apa kabar dengan negosiasi dan diplomasi dengan negara-negara lain? TKI kita yang diperlakukan semena-mena di luar sana? Petani kita yang setiap hari menjerit karna harga pupuk semakin tinggi? Apakah bisa terselesaikan hanya dengan sikap sederhana dan blusukan???? “. Lalu berapa persen dari APBN akan dianggarkan Jokowi untuk blusukan?entahlah… tapi kita rakyat Indonesia melalui penetapan calon presiden terpilih yang baru saja di Plenokan oleh KPU RI, telah menitipkan kembali amanah itu dipundak Jokowi bersama Jusuf Kalla 5 tahun kedepan. Tentunya kita berharap apa yang akan dilakukan presiden terpilih ini merupakan amanat rakyat yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Kita tentu tetap menginginkan ke-bhineka tunggal ika-an tetap terjaga di negeri ini. Tidak ada lagi yang harus “tercabik” dari nusantara ini hanya demi kepentingan segelintir orang. Semoga presiden terpilih Jokowi-Jusuf Kalla tidak hanya pilihan rakyat tapi idaman rakyat indonesia, bukan hanya presiden yang di-mau-i rakyat tapi juga presiden yang dibutuhkan rakyat Indonesia.
Disisi lain, dibalik suksesnya Jokowi meraih simpati rakyat Indonesia tentu tak lepas dari kerja keras tim Kampanye dan kerja keras media yang setiap hari mempertontonkan kepada masyarakat tentang sosok Jokowi dan tentu saja kesuksesan Jokowi kali ini tidak terlepas juga dari kesuksesan KPU dan jajarannya yang telah menyelenggarakan perhelatan akbar ini, serta Bawaslu dan jajarannya yang telah mengawasi pelaksanaan pemilu ini sehingga berjalan dengan aman, sukses, damai dan lancar. Semoga setelah penetapan hasil pilpres ini tidak terjadi hal-hal yang akan mencederai proses demokrasi ini. Dilain kesempatan, Prabowo capres nomor urut 1 dalam pidatonya di rumah Polonia menyampaikan “menolak hasil rekapitulasi perolehan suara yang dilaksanakan oleh KPU, karena disinyalir telah terjadi kecurangan-kecurangan dibeberapa provinsi, namun kita tidak boleh melakukan aksi anarkis, kita akan selesaikan ini secara konstitusi yang berlaku di negara Indonesia” yang diiringi oleh tepuk tangan dan takbir dari para pendukungnya.
Menarik memang mengikuti pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 ini, mulai dari Proses pendaftaran, penetapan pasangan calon, Kampanye, pemungutan & penghitungan suara, dan sampai detik-detik pengumuman rekapitulasi perolehan suara masing-masing pasangan calon. Black campaign di waktu kampanye baik dimedia sosial, media massa, media cetak maupun online, semua itu tak merubah pilihan rakyat, rakyat memang telah pintar dalam menilai dan pada saat ini rakyat indonesia telah menentukan pilihan. Dan diakhir tulisan ini ijinkan kami rakyat indonesia mengucapkan selamat kepada bapak Jokowi-Yusuf Kalla yang telah sukacita menerima mandat kami rakyat Indonesia. Kami sangat berharap Bapak bisa menyelesaikan amanah ini dengan sebaik2nya sampai akhir masa jabatan nanti nya, jangan sampai tergiur lagi jika ada pemilu yang lebih tinggi dari pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini. Semoga… (JsM/NY)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI