Harga barang kebutuhan pokok yang stabil ibarat naik mobil di jalan tol yang mulus dimana pas mobil jalan, yang di dalam mobil merasa nyaman karena jalanan lempeng aja bebas hambatan dan bisa ngebut. Tapi kalau harga ga stabil ibarat naik mobil di perbukitan puncak dimana abis turunan tau2x mobil harus nanjak abis itu turunan tau2x harus nanjak lagi dimana bisa bikin yang di dalam mobil merasa tidak nyaman.
Kalau bisa milih, orang pasti maunya harga barang kebutuhan pokok stabil terus kayak naik mobil diatas jalan tol, bukannya naik mobil di perbukitan karena hidup rasanya lancar.
Lancar karena dengan harga barang kebutuhan pokok yang stabil, orang jadi bisa mengatur uang dengan baik dan tidak terkaget2x misal tadinya da diitung2x sisa uang   beli   beras masih bisa buat nabung untuk beli sepeda tapi karena harga beras tau2x naik banyak jadi ga ada sisa uang lagi buat nabung beli sepeda.
Itu adalah salah satu contoh kestabilan atau tidaknya harga barang kebutuhan pokok bisa mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.
Kebutuhan pokok itu sandang, pangan, papan,dan bahan bakar tapi pangan yang orang paling ingin harganya stabil karena kebutuhan paling utama.
Sebenarnya bukan hanya pembeli saja yang menginginkan kestabilan harga, penjualnya juga. Ini bicara penjual biasa bukan spekulan atau produsen yang senang harga ga stabil atau naik terus karena disana dia bisa meraih untung besar.
Penjual biasa harapannya harga stabil karena mau pembelinya banyak yang maunya harga stabil. Kalau harga ga stabil misalnya naik terus kadang turun tapi dikit abis itu terus naik lagi, penjual juga dirugikan karena pembeli bisa setop beli sama dia atau belinya sedikit karena merasa kemahal-an/dimahalin.
Kalau penjualnya terus ga ada yang beli barangnya, lama2x dia juga malas jualan akhirnya kalau dia ga jualan, pembeli akan rugi juga karena ga ada tempat untuk beli barang.
Sebagai bagian dari masyarakat, penjual juga dirugikan kalau harga ga stabil. Makanya harga barang kebutuhan pokok harus stabil
Namun untuk membuat harga kebutuhan pokok stabil tidak cukup hanya dengan adanya penjual dan pembeli alias sekadar mengandalkan hukum pasar.Â
Selain penjual atau produsen yang spekulan, pembeli secara ga sadar juga bisa bikin harga naik kalau persediaan langka sedangkan permintaan tinggi. sehingga   perlu   ada    keterlibatan   pihak   ketiga yang netral yaitu pemerintah tapi pemerintah  harus jeli dalam menilai kondisi pasar sebelum   mengambil  tindakan untuk menstabilkan  harga karena ibarat mengatur timbangan biar seimbang yang tidak mudah, kalau salah dalam menilai  atau tergesa -gesa mengambil  tindakan yang tidak sesuai bisa malah menjadi penyebab ketidakstabilan harga kebutuhan pokok itu sendiriÂ