Sektor pendidikan di Indonesia saat ini sedang berada dalam fase bouncing back dari pandemi COVID 19 yang selama kurang lebih dua tahun merubah conventional wisdom mengenai proses belajar-mengajar. Dalam kurun waktu tersebut, tenaga pendidik dan siswa melakukan adaptasi secara daring melalui pembelajaran jarak jauh sebagai upaya mitigasi penyebaran COVID-19 dan menjaga keberlangsungan pendidikan di tengah pandemi. Proses tersebut juga membawa dampak pada kesehatan siswa, Hasil penelitian bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), UNICEF, Wageningen University & Research, dan Sight and Life pada tahun 2021, menemukan bahwa:Â
Pada kalangan remaja di Indonesia telah terjadi penurunan aktivitas fisik baik di dalam maupun di luar sekolah, gangguan pola makan, kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji dari luar rumah, dan buruknya keberagaman makanan yang berkontribusi pada tiga masalah gizi (triple burden of malnutrition). Ketiga masalah gizi tersebut adalah kekurangan gizi, kelebihan berat badan, dan kekurangan zat gizi mikro dengan anemia.
Permasalahan tersebut dapat diatribusikan pada perubahan gaya hidup siswa serta minimnya aktivitas fisik akibat adanya social distancing selama pandemi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2022 merilis program skala nasional berjudul Kampanye Sekolah Sehat (KSS) sebagai tindak lanjut dari proses recovery pelaksanaan kesehatan sekolah pasca-pandemi melalui revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Kegiatan Kampanye Sekolah Sehat berfokus pada tiga aspek; 1) Sehat Bergizi; 2) Sehat Fisik; dan 3) Sehat Imunisasi. Program ini menitikberatkan pada kolaborasi antar-aktor melalui pemahaman ulang dan penguatan fungsi UKS yang selama ini dirasa hanya berfokus pada penyediaan layanan kesehatan darurat.
KSS digagas dengan semangat kolaborasi multi-aktor, artinya tanggung jawab penyelenggaraan kesehatan sekolah tidak hanya terletak secara konvensional pada tenaga pendidik melainkan juga orang tua serta siswa dan pemangku kepentingan yang relevan lainnya. LPPM Universitas Pakuan turut ambil bagian dalam upaya sosialisasi dan penguatan KSS pada satuan pendidikan dasar melalui skema kemitraan bersama Kemendikbud pada tahun 2023 di wilayah afirmasi.
Tim LPPM Universitas Pakuan yang beranggotakan Muhammad Adam dan Juliansyah Rahmat Maulana mendapat peran untuk melakukan kegiatan di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pada tanggal 12 September 2023, tim telah melakukan koordinasi secara administratif dan teknis bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang. Secara spesifik, tim menyampaikan rencana kegiatan kepada Pelaksana Harian Bidang Pendidikan Dasar, Dora Peta Nuki.
Â
Melalui Plh. Bidang Pendidikan Dasar, Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, Marthen A. Rahakbauw menyampaikan sambutan positif kegiatan sosialisasi dan penguatan KSS pada Sekolah Dasar di wilayah Kabupaten Kupang. Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif pada peningkatan kesehatan siswa dan fasilitasi yang diberikan dapat berlangsung secara kontinual. Pihak Dinas juga menuturkan terdapat banyak tantangan dalam proses transisi pasca-pandemi di Kabupaten Kupang, terutama dalam pemenuhan infrastruktur penunjang kesehatan sekolah. Harapannya, KSS dapat menjadi wadah dialog antar pemangku kepentingan untuk fokus pada pengentasan permasalahan kesehatan yang kerap dihadapi siswa, seperti malnutrisi, pola hidup sehat, dan aktivitas fisik yang proporsional.Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H