Mohon tunggu...
Fajar Hadiyanto
Fajar Hadiyanto Mohon Tunggu... -

kehidupan membuat kita tahu segalanya jika kita menjalaninya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalanan Hidup

13 Maret 2012   18:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:06 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

ini adalah sebuah kisah yang saya dapat dari perenungan kehidupan saya . . . .

kisah ini berawal pada dua orang sahabat yang sedang berjalan di padang pasir yang ter'amat sangat sangat luas yang menuju suatu tempat yang lebih baik bagi kehidupan mereka. . . .

perjalanan yang sangat melelahkan penuh dengan halangan dan rintangan yang menghadang. Suatu ketika ada badai pasir yang sangat amat ter'amat dahsyat sehingga mereka berpegangan tangan agar mereka tak terpisah satu sama lain, setelah badai berlalu mereka duduk kelelahan termenung setelah beberapa saat duduk termenung mereka menyadari bahwa bekal Minuman terbawa badai. Mereka duduk terdiam dan berfikir bagai mana melalui perjalanan panjang yang sangat melelahkan ini, dan salah satu dari mereka menulis sebuah kalimat diatas pasir-pasir gurun dan kalimat tersebut adalah " kami berdua sedih, telah kehilangan bekal minuman di tempat ini dan entah akan kah kami bertahan tanpa bekal minuman ".

sahabat nya pun bingung kenapa dia menulis kalimat tersebut sambil membereskan perlengkapan mereka yang tersisa.Setelah berjalan beberapa jam mereka melihat sebuah pemandangan indah dan sejuk penuh dengan air. salah satu sahabat mereka berkata " semoga saja itu bukan fatamorgana atau ilusi kita saja " dan sahabat yang satu juga berkata " yah semoga saja begitu " akhirnya merekapun mendatangin tempat tersebut dan apakan itu fatamorgana ternya tidak. dua sahabat itupun sangat bahagia dan senang, mereka minum sepuasnya sambil mengisi air untuk perbekalan untuk melanjutkan perjalanan. Dan salah satu sahabat yang tadi menulis di atas pasir menulis lagi di atas batu dengan menggunakan ujung pisau yang tajam dan isi tulisan tersebut ialah " kami berdua sangat bahagia karena tempat ini kami bisa mendapatkan bekal minuman untuk melanjutkan perjalanan " dan sahabat yang satunya bertanya kepada sahabatnya yang menulis sebuah tulisan di pasir dan di batu tadi " hey,, tadi kamu menulis diatas pasir sekarang diatas batu, kenapa ?? " sang sahabat pung tersenyum dan berkata " Teman, saat kita mendapatkan sebuah kesusahan, tulislah semuanya itu di atas pasir. Biarkan angin keikhlasan akan membawanya jauh dari ingatan. Biarkan catatan itu akan hilang bersama menyebarnya pasir ketulusan. Biarkan semuanya hilang, lenyap, dan pupus. Namun ingatlah, saat kita mendapatkan kebahagiaan, pahatlah kemuliaan itu di atas batu. Agar tetap terkenang, dan membuat kita bahagia. Torehlah kenangan kesenangan itu dalam kerasnya batu, agar tidak ada sesuatu yang dapat menghapusnya. Biarkan catatan kebahagiaan itu tetap ada, biarkan semuanya tersimpan”.

dan sahabat yang bertanya tadi mengerti akan apa yang di maksud oleh temannya.. dia pun ikut tersenyum dan mereka berdua melanjutkan perjalanan. . . .
sekian kisah dari saya semoga kalian bisa mengerti akan maksud dan makna dari tulisan saya dan silahkan memberi tanggapan atau komentar agar bisa menjadi bahan pelajaran saya untuk menjadi lebih baik lagi, Terima Kasih . . .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun