Mohon tunggu...
Just Riepe
Just Riepe Mohon Tunggu... Guru (Honorer) -

I am a simple people (Reading, writing, singing, watching, traveling)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Klappertaart

2 November 2017   12:17 Diperbarui: 2 November 2017   12:38 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar dirinya dipuji, gadis itu hanya tersenyum, pipinya memerah. "Tapi, berakhir terdampar di bunderan ini," katanya lirih.

"Hahaha, kasihan. Mau aku antar? Anggap saja tukang ojek," Rey menawarkan tumpangan.

"Kalau tidak merepotkan?"

"Tidak. Dengan senang hati. Ayo naik."

Dengan hati-hati, Ratri membonceng di jok belakang. Rey membantu mengangkat koper dan tas jinjing, sementara tas gendong tetap berada di punggung gadis yang nyaris terdampar itu.

Sepanjang perjalanan, mereka masih melanjutkan obrolan. Tentang keluarga, sekolah, juga hal-hal konyol yang dianggap lucu, hingga membuat mereka tertawa bersama. Ternyata mereka seangkatan, sama-sama baru naik ke kelas dua belas. Suasana akrab segera terbangun. Seolah mereka adalah sahabat lama yang baru berjumpa kembali.

"Aku pulang dulu, ya?" Rey pamit setelah berhasil menemukan rumah Eyang Sasmita, dan menyaksikan adegan pertemuan antara cucu dan kakek, juga keluarga lain yang begitu mengharukan. Jujur, hatinya merasa trenyuh, ternyata ikatan keluarga itu begitu kuat, meski terpisah oleh jarak yang jauh, juga samudra yang membentang.

Ratri mengangguk, disela isaknya yang masih belum tuntas.

"Nuhun nya A, tos ngajajap incu ema, dugi ka dieu," ucap Emak Eyang berterima kasih. (Terima kasih, Kak, sudah mengantar cucu nenek)

Rey mengangguk, lalu berkata, "sami-sami," sebelum akhirnya meninggalkan kediaman keluarga itu. Ada bahagia yang menyelinap di rongga jiwanya. Karena bisa membantu gadis itu menemukan keluarganya, atau sebab lain? Entahlah.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun