Mohon tunggu...
Just Riepe
Just Riepe Mohon Tunggu... Guru (Honorer) -

I am a simple people (Reading, writing, singing, watching, traveling)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Aktif Bersosmed? Siapa Takut!

17 Agustus 2017   23:25 Diperbarui: 17 Agustus 2017   23:29 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari gini gak punya sosmed? Apa kata dunia...? Yap, di era yang serba digital ini keberadaan sosmed memanglah penting untuk menunjang kehidupan. Dengan jangkauan yang luas, mudah dan cepat, tak heran kalau kian hari penggunanya semakin bertambah. Bukan hanya di kota, tapi sudah merambah ke desa-desa. Bukan hanya orang dewasa, tapi juga remaja dan (bahkan) anak-anak. Coba saja tengok, hampir seluruh flatform sosmed disesaki oleh berbagai manusia dari segala kalangan.

Mereka (para netizen) memanfaatkan sosmed untuk berbagai kepentingan; sekedar eksis dengan menceritakan segala hal terkait kegiatan diri sendiri, dari bangun tidur hingga tidur lagi, sebagai media silaturrahmi dan menjalin komunikasi dengan teman, sodara, kerabat yang terpaut jarak jauh membentang, untuk sharing dan berbagi segala macam informasi yang bermanfaat, membangun relasi dan sarana promosi bisnis, meski, tak sedikit pula yang menjadikan sosmed sebagai alat melakukan tindak kriminal, penipuan, menyebarkan berita hoax atau fitnah, ujaran kebencian untuk memecah belah persatuan, dan banyak lagi alasan lainnya.

Tentu bukan sosmed-nya yang salah, karena ia hanyalah hasil dari sebuah teknologi yang dibuat oleh manusia, untuk mempermudah kegiatan manusia itu sendiri. Sama halnya dengan pisau, golok atau gergaji yang dibuat sebagai alat pemotong. Namun, ketika didapati pisau, golok atau gergaji tersebut digunakan untuk membunuh, maka ketiganya tidak bisa dituntut dan dimintai pertanggungjawaban. Untuk itulah, sikap bijak dalam menggunakan sosial media mutlak diperlukan. Bijak dalam mengunggah, menerima atau membagikan konten, agar tidak memicu keresahan dan kesalahpahaman bagi pihak lain.

Sikap bijak dalam diri seseorang tentu tidak bisa tiba-tiba hadir menjadi karakter. Melainkan harus melalui tahapan, proses pembelajaran atau pengalaman dalam menempa diri melalui berbagai peristiwa kehidupan. Dan, keluarga adalah pondasi utama untuk membentuknya. Untuk itu, penanaman sikap dan penguatan karakter dalam keluarga tidak boleh dianggap sepele.

Banyak hal yang bisa dilakukan oleh keluarga dalam membentuk karakter seseorang. Penanaman sifat positif dasar bisa dimulai sejak dini sesuai tahapan perkembangan yang dilalui. Dalam hal ini, telah banyak teori parenting atau pola asuh anak yang memaparkan tata caranya. Dan terkait masalah sosmed, tidak ada salahnya jika sudah dikenalkan sejak masa kanak-kanak atau remaja.

Yang perlu digarisbawahi adalah, dalam proses pengenalan tersebut tidak dilakukan dengan sepotong-sepotong atau hanya sebagiannya saja. Tapi, harus secara utuh, menyeluruh dan terbuka. Terutama tentang etika pemakaian, dampak positif dan negatif, serta regulasi atau perundangan yang memayungi setiap transaksi elektronik. Diharapkan, semuanya bisa memahami segala resiko akibat bermain sosmed.

Dalam pemakaian, tidak pula dibiarkan dengan kebebasan tak terbatas. Keluarga atau orang tua wajib memantau atau melakukan kontrol terhadap kegiatan bersosmed anak-anaknya. Lebih baiknya lagi, jika ada pengaturan waktu atau semacam jadwal kapan anak-anak boleh bermain sosmed.

Perhatikan pula sisi humanis dari anak-anak. Sebagai mahluk sosial, yang secara fitrah butuh bersosialisasi dengan manusia lainnya, jangan sampai aktivitas sosmed merampas seluruh kehidupannya. Sehingga mereka menjelma menjadi manusia yang antisosial, dan tidak bisa berinteraksi di dunia nyata. Bagaimanapun, dunia nyata lebih penting dari pada dunia maya.

Penguatan inilah yang wajib dipahami oleh setiap keluarga. Sehingga pada waktunya bersosmed, semua anggota keluarga bisa memanfaatkan sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsi. Dengan demikian, diharapkan segala bentuk permasalahan yang timbul bisa dihindari. Ini penting, mengingat keluarga adalah masyarakat terkecil dari sebuah negara. Sehingga jika keluarga sudah bisa memanfaatkan sosmed dengan bijak, maka secara otomatis penggunaan sosmed di negara tersebut akan bijak.

 So, aktif bersodmed? Siapa takut!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun