“Biarin we, pengumuman, yeee...” bales Ifany, sambil menjulurkan lidahnya ke arah Rico. “Lo dapet inspirasi dari mana Bay? Lagunya bagus banget, liriknya ngena, dan maknanya dalem, romantis lagi... kalau kata gue, mendingan lagu ini aza yang dijadiin single pertama” lanjut Ifany, memuji Bayu. Bayu hanya senyum.
“Itu mah tar dibicarakan lagi di studio. Jangan lupa ya nanti sore latihan!” Bayu mengingatkan. “Jangan pada telat ya, banyak yang harus dibahas.”
“Oke, Bay,” jawab teman-temannya hampir bersamaan.
“Ya udah, kita cabut sekarang, yu. Udah kelamaan kita disini!” pungkas Bayu. Lalu berdiri dan keluar dari kantin. Yang lain mengikuti. Kemudian mereka berpisah.
***
“Gimana, Vit? Fans gelap Lo masih suka miskol-miskol?!” tanya Ifany suatu hari setelah mereka keluar dari studio.
“Masih, malah tadi malem gue liat ada 17 panggilan tak terjawab dari nomor itu,” jawab Vita sambil menunjukkan hp-nya pada Ifany.
“17 kali?!” pekik Ifany kaget, lalu melihat layar hp Vita. “Gila! Minum obat juga cuma tiga kali sehari.”
“Emang! Bener-bener gila tuh orang!” rungut Vita, tersulut lagi emosinya.
“Ya udah, di bawa ke RS jiwa aza!” sela Rico sambil cengengesan.
“Husy! Lo kali! Nyamber aza kaya bensin!” tukas Ifany.