“Gue lagi sebel, tahu! Masa tiap hari dimiskolin terus! Siapa sih tuh orang?! Kurang kerjaan banget!!” Vita bersungut-sungut.
“Oohh, gitu tho?! Gitu aza kok repot!” ledek Arya sambil menirukan gaya seorang tokoh.
“Iya Vit, masa gara-gara miskol doang, Lo jadi sewot! Kaya yang baru dapet kaya gitu aza! Ini resiko kita, lagi... berarti band kita udah mulai banyak penggemarnya!” komentar Ifany.
“He eh, paling juga fans Lo. Lo kan cantik, trus suara Lo juga bagus, serak-serak becek gimanaaa gitu...” canda Rico. Vita cemberut. Vita memang cantik, dan suaranya tergolong bagus, powernya kuat, vibranya ok, dan terpenting timbrenya, khas banget, makanya tidak salah, kalau Vita yang jadi lead vokal di band mereka.
O, iya, selain mereka teman sekelas di kampus, mereka teman satu band, dan mereka sudah merintis band mereka sejak masih di tingkat satu, yaa... sudah hampir tiga tahunan lah. Dan sekarang ini band mereka sudah mulai dikenal, mulai naik daun. Bahkan sekarang, mereka lagi sibuk menyiapkan master reakaman buat demo, karena sudah ada produser yang berminat untuk mengontrak mereka. Produser itu sangat terkesan saat melihat mereka perform di Puri Cafe.
“Tapi ini beda! Pokoknya bener-bener nyebelin banget deh! masa miskol jam 2 malem, gila kan?! Apa itu bukan mengganggu namanya?!” kelit Vita mematahkan anggapan sepele dari teman-temannya.
“Jam 2 malem, Vit?!” tanya Ifany kaget.
“Iya, pokonya dari jam 11 malem sampai jam 2, bahkan kadang suka sampai jam 3 pagi!” jelas Vita kesal.
“Wah, fans Lo gigih juga ya, Vit!” ledek Rico, sambil senyum-senyum.
“Gigih jidat Lo! Mengganggu, tahu!” sergah Vita kesal.
“Terus, Lo angkat?” tanya Arya.