English Premier League (EPL) Musim 2016/2017 sepertinya musim terberat Swansea sejak mereka promosi dari Championship pada musim 2012/2013, dibandingkan musim-musim sebelumnya dimana mereka selalu berada di papan tengah dan menjadi tim giant killer, musim ini mereka harus merasakan sulitnya keluar dari papan bawah.
Hingga pekan  ke-21 EPl, tim yang bermarkas di Liberty Stadium ini harus puas berada di dasar klasemen sementara dengan 15 poin dan menjadi tim dengan jumlah kemasukan gol terbanyak (49 gol).
Pada partai terakhir ini, terlihat jelas keadaan Swansea sedang sangat rumit, bahkan 2 gol the gunners Arsenal dihasilkan oleh anak asuhan Clement sendiri, ya, 2 gol bunuh diri dan salah satunya berasal dari sang kapten, Jack Cork.
Sebagai seorang manajer, Paul Clement masih jauh untuk diberi label sebagai manajer top, Derby County pernah merasakan taktik racikan Clement pada musim 2015/2016 akan tetapi dari 33 laga ia hanya mampu menghasilkan 14 kemenangan, 12 hasil imbang dan 7 kekalahan (42.4% winrate).Â
Dibalik kelemahan akan tipe striker,kelemahan yang paling terlihat dari Swansea musim ini adalah tidak adanya sosok pemimpin di lapangan, seseorang yang mampu menjaga mental bertanding pasukan angsa dan ini bisa jadi disebabkan karena kepergian Ashley Williams ke Everton, kepergian Williams juga menimbulkan lubang yang begitu besar pada sektor pertahanan Swansea dan mungkin itu jugalah alasan mengapa mereka menjadi tim dengan kemasukan ‘terbaik’ hingga pekan ke-21.
Kelemahan ini patut terlebih dahulu ditutup oleh Clement sebelum ia mengutak-atik untuk menemukan konsep bermain yang pas. Well, good luck have fun, Paul.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI