[caption id="attachment_290407" align="aligncenter" width="603" caption="Banjir di Jakarta Tempo Doeloe (dok. Merdeka.com)"][/caption] Banjir adalah masalah klasik dari jaman ke jaman yang tak kunjung ditemukan solusinya. Dari sejak jamannya Jan Pieterszoon Coen pada awal abad 17 silam kala mendirikan Batavia hingga sekarang bernama Jakarta dipimpin Joko Widodo masalah banjir masih saja melekat erat dalam permasalahan Ibu Kota. Nyata sekali ketidak sinkronan antara konsep awal berdirinya Batavia oleh J.P. Coen dengan Pemda DKI pasca kemerdekaan menjadi penyebab utama Jakarta terendam banjir setiap tahun. Batavia dulunya memang direncanakan sebagai kota air(water city) dengan merancang Kota Pelabuhan Sunda Kelapa beserta kanal-kanal air seperti Amserdam atau kota-kota lain di Belanda. [caption id="attachment_290410" align="aligncenter" width="525" caption="Jokowi di Tengah Banjir yang Melanda Jakarta (dok. kaskus.co.id)"]
[/caption] Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi banjir ini, bahkan menurut ahli sejarah JJ. Rizal upaya membebaskan Jakarta dari banjir sudah dimulai dari sejak abad kelima masehi. Kala itu dilakukan oleh Raja Kertanegara dengan membuat kanal sepanjang 10 kilometer. Sampai dengan abad modern ini, para pemimpin Jakarta dari Ali Sadikin hingga yang teranyar Joko Widodo tak pernah berhenti berupaya agar Jakarta terbebas dari banjir. Beberapa upaya yang sudah dilakukan di antaranya adalah dengan dibangunnya Banjir Kanal Timur, penambahan tinggi turap Banjir Kanal Barat, pembuatan 2.000 buah sumur resapan yang tersebar di berbagai titik, mereklamasi pesisir utara Jakarta, pengerukan waduk Pluit dan waduk Ria Rio, pembukaan area terbuka hijau, menormalisasi fungsi sungai se-Jabodetabek hingga yang terbaru penerapan teknologi canggih berupa Rekayasa Cuaca. Bahkan program penanganan banjir seirama dari hulu hingga hilir juga sudah dilaksankan, terbukti dengan mulai ditertibkannya pembangunan vila-vila di kawasan Puncak. Tapi realitanya banjir masih juga merendam kota Jakarta hingga detik ini. [caption id="attachment_290412" align="aligncenter" width="620" caption="Konstruksi Terowongan Multi Fungsi MPDTÂ (dok. tempo.co)"]
[/caption] Kini kembali muncul gagasan dari Jokowi, akan dibangunnya terowongan raksasa pengendali banjir yang disebut Multi-Purpose Deep Tunnel (MPDT), sebagimana pernah digagas oleh Sutiyoso pada tahun 2007 silam. Konsep MPDT ini mengadopsi terowongan yang telah dibangun oleh 5 negara yaitu Amerika Serikat, Hongkong, Jepang, Malaysia, dan Singapura. Tetapi yang akan diterapkan di Jakarta nantinya adalah menggunakan konsep ‘5 in 1' tidak seperti di kelima negara tersebut yang rata-rata hanya satu fungsi sebagai pengendali banjir saja. [caption id="attachment_290414" align="aligncenter" width="563" caption="Hongkong Deep Tunnel (dok.tunneltalk.com)"]
[/caption] Jika konsep ‘5 in 1' ini benar-benar direalisasikan, maka Indonesia akan menjadi yang pertama di dunia dan melompat 100 tahun ke depan dibanding negara-negara lain. Lima fungsi dalam satu terowongan, selain mengendalikan banjir juga bisa mengatasi kemacetan, limbah, menyuplai air baku, dan saluran pipa utilitas (ulitity pipe) untuk serat optik maupun kabel listrik. [caption id="attachment_290415" align="aligncenter" width="630" caption="Milwaukee Deep Tunnel (dok. mmsd.com)"]
[/caption] Terowongan MPDT ini direncanakan sepanjang 26 KM dan diameter 12 M dengan lajur jalan 23 KM membentang dari Balai Kambang Jakarta Timur hingga Pluit Jakarta Utara. Adapun rentang waktu konstruksinya diperkirakan antara 4 sampai 5 tahun dengan rencana anggaran biaya berkisar 16 trilyun. Deep Tunnel ini akan mengalirkan air sebanyak 2,5 juta meter kubik setiap 3 jamnya. [caption id="attachment_290416" align="aligncenter" width="500" caption="Malaysia Deep Tunnel (Dok. kereta.info)"]
[/caption] Rencana ini memang tidak mudah, karena selain cost-nya tinggi, penyiapan lahan dan juga struktur tanah Jakarta harus cocok dengan konstruksi Deep Tunnel. Tapi jika semua factor mendukung, rasanya biaya 16 T adalah bukan jumlah yang besar jika dibanding dengan besarnya uang rakyat yang sudah dikorupsi oleh para pengkhianat bangsa ini.
. . Diolah dari berbagai sumber : Tempo.co Kompas.com Merdeka.com id.berita.yahoo.com Sumber-sumber lain
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya