[caption id="" align="alignnone" width="320" caption="jokowi-kalla @asianews.it"][/caption] Mengapa harus Jusuf Kalla yang menjadi cawapres Jokowi ? Itu pertanyaan yang berulang-ulang muncul dalam benak saya. Dan saya coba cari dan baca artikel-artikel mengenai hal tersebut tapi saya hanya menemukan black campaign tentang Jusuf Kalla menjadi cawapres setelah membayar uang mahar 10 T. Mari kita telusuri, kupas dan pahami pola pikir petinggi-petinggi partai Koalisi Indonesia Hebat. Karena merekalah yang sepakat mengambil keputusan mengenai cawapres ini. Dasar keputusan. Mari kita rinci dan perjelas tentang apa keputusan Jokowi dalam Koalisi Indonesia Hebat ini : 1. Revolusi Mental dimulai birokrasi yang bersih dan budaya Kabinet Kerja, bukan kabinet bagi-bagi kekuasaan 2. Trisakti yang meliputi "Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian secara sosial budaya" Adapun kandidat cawapres sebelumnya adalah : 1. Puan Maharani 2. Mafmud MD 3. Abraham Samad 4. Jusuf Kalla Mari kita kupas habis 4 kandidat cawapres ini ! 1. Puan Maharani Sedari awal saya yakin kalau beliau tidak akan terpilih jadi cawapres Jokowi, karena Jokowi menegaskan kalau cawapresnya adalah orang luar jawa. Kemudian penolakan juga muncul dari internal PDIP sendiri yang menganggap Puan Maharani belum layak untuk memimpin Indonesia. 2. Mafmud MD Saya tadinya menjagokan Mafmud MD untuk menjadi cawapres Jokowi tapi saya tidak menduga kalau keputusan Jokowi untuk memulai dari kabinet kerja yang bersih dari praktek bagi-bagi kekuasaan mempunyai tujuan yang tersendiri yaitu menyortir orang-orang dengan karakter tidak layak dalam birokrasi pemerintahan yang bersih dan niat kerja untuk rakyat. PKB yang bergabung dalam koalisi Indonesia Hebat ini dengan sendirinya tersortir pihak-pihak yang hanya mengincar kedududukan dan jabatan, terseleksi dengan sendirinya. Andaikata Mafmud MD masih bertahan di kubu Indonesia Hebat ini, saya yakin dan percaya beliau suatu waktu tetap akan mendapat jabatan tinggi dengan track record penegakan hukum yang baik dari beliau. Tapi karena persyaratan koalisi Indonesia Hebat yang tidak bagi-bagi kekuasaan, maka kita menjadi tahu apa tujuan Mafmud MD bergabung dengan koalisi Indonesia Hebat ini yaitu jabatan cawapres. Dan begitu keinginan dan ambisi beliau tidak tercapai, kelihatanlah karakter yang sesungguhnya. Alasan Dibalik Keputusan Mafmud MD Berpindah Kelain Hati 3. Abraham Samad Saya tadinya juga menjagokan beliau ini juga lebih dari Mafmud MD. Dan sewaktu keputusan cawapres Jokowi adalah Jusuf Kalla. Saya kecewa habis-habisan. Tapi sekarang saya mengagumi keputusan itu. Mengapa ? Kembali kepada keputusan Jokowi untuk memulai kabinet kerja yang bebas dari praktik bagi-bagi kekuasaan. Strategi ini otomatis akan memisahkan mana orang-orang yang ambisius mencari jabatan dan mana saja orang-orang kerja untuk pengabdian tulus kepada rakyat. Strategi ini secara otomatis akan memisahkan orang-orang jahat dan orang-orang baik. Strategi ini sudah mengkalkulasi secara pasti bahwa semua orang yang bergabung untuk mengincar jabatan dan kekuasaan yang dalam hal ini pasti berhubungan dengan korupsi pasti akan tereliminasi dan berkumpul di tempat yang sama, seperti kata pepatah "Orang baik mencari komunitas baik, orang jahat mencari komunitasnya" Dan kalau mereka yang ambisius ini berkumpul di tempat yang sama, dibutuhkan pedang yang maha tajam untuk menjadi alat pengadilan dan hukuman terhadap orang-orang tersebut. Pedang maha tajam ini adalah KPK. Karena itu tidak mungkin Jokowi menarik Abraham Samad sebagai cawapres sebab KPK masih butuh figur kuat seperti Abraham Samad untuk memimpin KPK. Kalau Abraham Samad jadi cawapres maka KPK akan melemah, sehingga tidak bagus untuk keberhasilan strategi Jokowi tersebut. Terbukti saat KPK menetapkan Suryadharma Ali menjadi tersangka bukankah ini kegemparan yang melemahkan kubu lawan Jokowi tersebut? Apalagi ada kemungkinan Hatta Rajasa tersangkut korupsi di pengadaan KRL, mungkin bisa lebih gempar lagi. 4. Jusuf Kalla Mengapa harus Jusuf Kalla ? Kita harus memahami dulu peta partai politik Indonesia 2014 ini. [caption id="" align="alignnone" width="614" caption="peta partai politik Indonesia 2014 @kemendagri.go.id"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H