[caption id="attachment_320868" align="aligncenter" width="540" caption="Pulau Selaru dalam lingkaran merah (offshore-technology.com)"][/caption]
Pulau Selaru merupakan salah satu pulau di Maluku Tenggara Barat (MTB) yang berbatasan langsung dengan benua Australia dan menjadi satu-satunya pulau terdekat dengan Blok Masela yang tengah dieksplorasi oleh INPEX Masela, Ltd. Setiap harinya helikopter perusahaan migas asal Jepang tersebut hilir mudik di atas Pulau Selaru untuk memantau perkembangan eksplorasi Blok Masela.
Secara administratif Pulau Selaru merupakan sebuah kecamatan di MTB dan Desa Adaut (Tutukratu) adalah ibukotanya. Kepala Desa Adaut Ika Batlayar mengungkapkan ada beberapa warga negara asing yang datang ke desanya untuk melakukan penelitian terhadap sampel tanah, serangga, biota laut, dan lain sebagainya. Sementara, ada juga perusahaan kontraktor INPEX Masela, Ltd yakni PT. Etika Dharma Bangun Sarana dari Surabaya yang kini tengah melakukan negosiasi dengan masyarakat Adaut untuk membeli sekitar 200 Ha lahan di desa tersebut seharga Rp. 25.000,- per meter persegi. Rencananya lahan itu diperuntukan sebagai tempat penyewaan hanggar helikopter dan fasilitas pendukung lainnya dalam rangka mendukung program pengeboran sumur delineasi dan eksplorasi di Blok Masela oleh INPEX Masela, Ltd. Bahkan beberapa warga Desa Adaut telah menerima sejumlah uang dari pihak PT. Etika Dharma Bangun Sarana.
Dilema bagi Ika Batlayar yang tidak setuju dengan pembelian lahan tersebut, karena baginya tanah ini merupakan warisan leluhur yang harus dijaga dan dirawat untuk anak cucu warga Desa Adaut bukan untuk diperjualbelikan. Padahal sebagai seorang kepala desa di daerah terpencil, ia mempunyai ide yang cukup brilian untuk mencari solusinya, yakni menyewakan lahan itu kepada investor. Dengan harapan, seluruh infrastruktur yang dibangun di desanya selama kegiatan Blok Masela berlangsung akan tetap menjadi milik warga Adaut bukan milik pihak lain.
[caption id="attachment_320869" align="aligncenter" width="300" caption="Kades Adaut Ika Batlayar (dok. pribadi)"]
Ika Batlayar juga sempat mengeluhkan Pemda MTB yang kurang memberikan perhatian pada infrastruktur di desanya, seperti halnya telekomunikasi (handphone) yang hanya mampu mendapatkan sinyal jika terhubung dengan kabel antena, tidak adanya jalan yang layak untuk dilalui antar desa di Kec. Selaru, dan listrik yang hanya menyala disaat matahari terbenam dan kembali padam disaat matahari terbit. Namun dengan keterbatasan yang ada Pulau Selaru tetaplah bagian dari Republik Indonesia yang mempunyai prospek strategis di masa depan. Merah Putih masih berkibar disana dan selamanya akan terus berkibar.
“Tidak pernah ada bendera RMS dan lainnya yang berkibar di Pulau Selaru, selain Merah Putih,” ujar Kades Adaut yang telah menjabat selama dua priode itu. Walau sekitar 10 KK di Desa Adaut adalah keturunan eks anggota KNIL yang ikut mengungsi ke Belanda tahun 1951.
[caption id="attachment_320870" align="aligncenter" width="576" caption="Perayaan HUT Kemerdekaan RI Ke-68 di Desa Adaut, Kec. Selaru, Kab. MTB (dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_320871" align="aligncenter" width="576" caption="Masyarakat Desa Adaut mengikuti perlombaan gerak jalan pada HUT Kemerdekaan RI Ke-68 (dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_320872" align="aligncenter" width="576" caption="Gerak jalan HUT Kemeredekaan RI Ke-68 berakhir di Kantor Kecamatan Selaru (dok. pribadi)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H