Miris rasanya saat mendengar berita Negeri Porto dan Negeri Haria kembali terlibat bentrok, letusan senjata dan dentuman bom rakitan kembali terdengar di kedua negeri bertetangga tersebut. Sampai kapankah ini akan berakhir, ada yang berasumsi konflik ini memang sengaja dipelihara oleh kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan politis, namun ada pula yang mengasumsikannya sebagai bagian dari skenario RMS untuk memudarkan semangat Pattimura di Pulau Saparua dimana Thomas Matulessy berasal.
Sementara aparat keamanan sudah berupaya maksimal untuk mereduksi bentrokan dengan melakukan sweeping/razia senjata api maupun bom rakitan di kedua negeri itu akan tetapi tetap saja sebagian masyarakat Porto-Haria masih saja memiliki dan menyimpannya.
Moluken.com: Aparat Kembali Razia Porto Haria Sejumlah Benda Berbahaya Diamankan
Moluken.com: Razia Banyak Senjata Disimpan Warga Porto Haria di Hutan
Sejak Selasa (21/5) hingga Rabu (22/5) malam Negeri Porto dan Negeri Haria, Kec. Saparua, Kab. Maluku Tengah kembali terlibat kontak senjata dan ledakan bom rakitan di perbatasan kedua negeri yang mengakibatkan salah satu warga Negeri Haria bernama Yohanis Latuperissa (50) tewas terkena perluru tajam. Sebanyak dua SSK gabungan Polri/TNI akhirnya diturunkan pada Kamis (23/5) pagi guna mengamankan wilayah tersebut.
Kapolres Ambon dan Pulau-pulau Lease AKBP Suharwiyono mengungkapkan bahwa situasi Porto-Haria sudah kondusif sementara otak dibalik bentrokan kedua negeri masih dalam proses penyidikan.
Bentrokan tersebut berawal dari aksi saling lempar batu antara pemuda Porto dan Haria di pelabuhan speedboat Haria, atau perbatasan kedua negeri sekitar pukul 17.00 Wit. Akibatnya terjadi konsentrasi massa dari kedua belah pihak. Bersamaan dengan itu, tiba-tiba terdengar bunyi tembakan dari arah Porto dan mengenai mata kanan Johanis Latuperissa warga Haria hingga tewas ditempat.
Sebelumnya Kapolsek Saparua Kompol Dilek Samula mengatakan bahwa aparat gabungan Polri/TNI telah melakukan penyisiran pada kedua negeri tersebut untuk mencari pelaku penembakan. Kapolsek juga mengungkapkan pada Selasa (21/5) malam sekitar pukul 19.00 Wit, di depan Puskesmas Porto, telah terjadi ledakan bom rakitan sebanyak satu kali yang dilakukan oleh orang tak dikenal, kemudian pada pukul 20.15 Wit, terdengar pula bunyi tembakan sebanyak dua kali dari belakang Gereja Porto. Kuat dugaan ada oknum-oknum tertentu yang ‘bermain’ dan sengaja memancing situasi agar konflik terus terjadi antar kedua negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H