Tanggal 15 Mei mendatang adalah hari bersejarah bagi rakyat Maluku, dimana pada hari itu diperingati sebagai Hari Pattimura, pahlawan sejati dari Maluku yang rela mengorbankan nyawa demi kemerdekaan bangsanya dari penjajahan kolonial Belanda.
Secara turun temurun, orang Maluku dimanapun mereka berada selalu memperingatinya setiap tahun untuk mengenang kegigihan dan perjuangan Kapitan Pattimura melawan penjajah Belanda. Dengan pesan terakhirnya saat menghadapi tiang gantung : “Beta akan mati, tetapi nanti akan bangkit Pattimura-Pattimura muda, yang akan meneruskan beta punya perjuangan..."
[caption id="attachment_323147" align="aligncenter" width="425" caption="Kapitan Pattimura (http://bit.ly/1kRw3L4)"][/caption]
Namun lain halnya dengan orang Maluku di Belanda, terutama yang telah menjadi warga negara di sana, tidak pernah sekalipun mereka merayakan Hari Pattimura sebagaimana orang Maluku di tanah air, padahal lebih dari 50.000 orang Maluku tinggal di negeri kincir angin tersebut. Mengapa? Karena bagi mereka pahlawan sejatinya adalah Christiaan Robbert Steven Soumokil yang ditembak mati atas perintah pengadilan militer Indonesia karena mencoba mendirikan negara RMS di Maluku.
Berbagai cara dilakukan oleh para pendukung dan simpatisan RMS untuk mendoktrinisasi setiap warga Maluku di Belanda agar melupakan peringatan Hari Pattimura, apalagi Kapitan Pattimura telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui Keppres No. 87/TK/1973 tanggal 6 November 1973 sehingga dilakukanlah serangkaian upaya mengalihkan peringatan Hari Pattimura menjadi peringatan Hari Soumokil yang jatuh setiap tanggal 12 April dengan menggelar berbagai kegiatan, antara lain ride out, walk 4 maluku dan lain sebagainya.
Kini, jelang peringatan Hari Pattimura tanggal 15 Mei mendatang, para pendukung dan simpatisan RMS justru menyerukan kepada bangsa Maluku di tanah Belanda untuk mengadakan Mars Solidaritas Tapol 25 April 2014 di Den Haag. Padahal istilah tapol/napol sudah tidak ada lagi di Indonesia setelah Undang-undang Pemberantasan Kegiatan Subversi dicabut melalui UU No. 26 tahun 1999 tanggal 19 Mei 1999.
[caption id="attachment_323146" align="aligncenter" width="493" caption="Salah satu pendukung RMS mengalihkan peringatan Hari Pattimura menjadi Mars Solidaritas Tapol RMS (printscreen from facebook.com)"]
Lalu, bagaimana dengan Hari Pattimura, apakah tahun ini tidak juga diperingati oleh warga Maluku di Belanda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H