Setelah mendapatkan instruksi khusus dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Pekerjaan UmumDjoko Kirmanto berserta rombongan langsung berangkat menuju Pulau Haruku tanggal 19 Agustus 2011 untuk melakukan tatap muka dengan warga Negeri Aboru. Rombangan tersebut terdiri dari Wakil Menteri P.UIr Hermanto Dardak, Wakil Mendiknas Prof. Dr. Falsi Jalal, Para Dirjen dilingkungan Kementerian P.U, Wakil Gubernur Maluku Ir Said Assagaf, Rektor UnpattiProf Dr HB Tetelepta, Dan Lantamal AmbonLaks pertama TNI R.Prihanggono, Dan Rem 151/BinaiyaKolonel Art Nazarudin, Kadis P.U MalukuAntonius Sihaholo, Kepala Balai Jalan/Jembatan Maluku/Maluku Ir Jefri Patiasina, Kadin Maluku Drs Salim Kairaty, WaWali AmbonIr Syam Latuconsina, Para Pejabat Dinas PU Provinsi Maluku.
Rombongan Menteri PU tiba di Negeri Aboru di sambut oleh Muspika dan masyarakat bertempat di Baeleo Negeri Aborudan langsung bertatap muka dengan perangkat Saniri, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, perwakilan Soa-Soa (marga dalam Adat) untuk mendengarkan aspirasi / keluhan Masyarakat Aboru secara langsungdan Menteri PU menjelaskan jenis-jenis kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan di Aboru, antara lain :
- Pembangunan jalan Hulaliu ke Aboru sepanjang 7 Km yang rusak berat akan di Hotmix dengan dana Rp. 4,2 Milyar.
- Pembangunan Jembatan sungai Waitaluni dalam negeri Aboru akan di bangun dengan beton secara permanendengan dana Rp. 4 Milyar.
- Sarana Air Bersih di Aboru dan dusun Naira dengan dana Rp. 2 milyar.
- Talud pemecah ombak di Negeri Aboru sepanjang 200 meter dengan dana Rp. 400 juta.
- Pembangunan SDN-2 Aboru yang belum memiliki gedung, kelas,ruang kantor dan ruang Laboraturium akan di bangun oleh MENDIKNAS dengan dana Rp. 1,4 milyar.
Bentuk perhatian Pemerintah RI sudah maksimal kepada Negeri Aboru yang disebut-sebut sebagai basisnya RMS (Republik Maluku Selatan), namun akankah pendekatan ini efektif menghilangkan ideologi RMS dalam hati sanubari warga negeri tersebut. Dan apakah orang-orang Aboru yang berdomisili di Kota Ambon mengetahui akan hal ini, yang kerap melakukan provokasi agar Ambon selalu dalam kondisi konflik.
