[caption id="attachment_220922" align="alignright" width="300" caption="(flickr.com)"][/caption]
Setelah melarikan diri dari Rutan Klas II A Waiheru, Ambon sebulan yang lalu (6/11) otak dan pelaku teror bom pasca kerusuhan massa 11 September 2011 di Ambon, Basri Manuputty akhirnya tertangkap juga oleh aparat kepolisian di salah satu satu kamar kost di jalan Talang Rt 14 Kel. Namaleo, Kec. Kota Masohi, Kab. Maluku Tengah pada hari Minggu (9/12) pukul 18.00 Wit.
Basri diringkus oleh enam personel Polres Maluku Tengah (Malteng) terdiri dari dua anggota Dalmas, satu anggota Intel, dua anggota Reserse Narkoba dan satu orang dari Reskrim saat keenam anggota tersebut tengah melaksanakan “Operasi Pekat (penyakit masyarakat)” yang digelar oleh Polres Malteng khususnya dalam pengembangan kasus pencurian kendaraan roda dua yang kerap terjadi di Kota Masohi.
Kapolres Malteng AKBP Udy Juswanto mengatakan bahwa sejak melarikan diri dari Rutan Waiheru, Ambon, Basri Manuputy diduga melakukan berbagai aksi kejahatan yang salah satunya adalah mencuri kendaraan roda dua di Kota Masohi untuk menyambung hidupnya selama masa pelarian.
“Saat akan ditangkap oleh anggota kami, yang bersangkutan mencoba melawan, namun karena kesigapan anggota saat itu, Basri berhasil diringkus dan digiring ke Mapolres untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut,” jelas Kapolres.
Dari tangan Basri Manuputty, polisi berhasil menyita dua barang bukti berupa satu unit motor Kawasaki Ninja dan satu unit motor Yamaha Mio. Kini yang bersangkutan masih dalam pemeriksaan intensif Satuan Reskrim Polres Malteng.
Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga, itulah yang dialami oleh Basri Manuputty, otak dan pelaku teror bom yang telah dijerat dengan pasal 1 Undang-undang Darurat RI Nomor 12 tahun 1951 jo pasal 64 ayat 1 karena berupaya memprovokasi masyarakat Ambon dan Maluku agar selalu terjebak dalam konflik berkepanjangan.
Bagi siapa saja yang ingin mencoba mengikuti jejak langkahnya, silahkan bersiap-siap menjadi penghuni ‘Hotel Prodeo’ jika beruntung atau menjadi penghuni ‘Alam Lain’ jika kurang beruntung. Selamat mencoba...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H