[caption id="attachment_321693" align="aligncenter" width="512" caption="Simon Saiya dan para pendukungnya saat persiapan demo FKM-RMS di Ambon (dok. pribadi)"][/caption]
Hari Jumat (25/4) lalu, berbagai media masa baik lokal maupun nasional memberitakan 10 orang simpatisan dan pendukung Front Kedaulatan Maluku - Republik Maluku Selatan (FKM-RMS) yang ditangkap oleh aparat kepolisian saat akan melaksanakan demonstrasi sambil berupaya mengibarkan bendera benang raja (bendera RMS) di kawasan pertigaan Gereja Rehoboth, Wainitu, Kec. Nusaniwe, Ambon.
Kronologis aksi demo FKM-RMS di Ambon, sebagai berikut :
1.Rabu, 23 April 2014.
Simon Saiya (Pemimpin Legislatif Pemerintahan Transisi FKM-RMS) beserta beberapa pendukungnya berangkat dari Pelabuhan Speedboat Kailolo, Kec. Pulau Haruku menuju Kota Ambon atas seruan dari Pemimpin Eksekutif Pemerintahan Transisi FKM-RMS Dr. Alex Manuputty (berada di Amerika) untuk menggelar aksi demonstrasipada HUT RMS 25 April 2014 di Kota Ambon. Selama 7 tujuh tahun Simon Saiya (DPO kasus pengibaran bendera RMS di depan Presiden SBY saat peringatan Harganas XIV, 2007) bersembunyi di pedalaman hutan Aboru, Pulau Haruku.
2.Kamis, 24 April 2014
Rapat persiapan aksi demonstrasi dalam rangka menuntut kembali kedaulatan RMS digelar di Kel. Kudamati, Kec. Nusaniwe, Ambon. Dalam rapat ini, beberapa peserta mendapatkan pembagian 7 (tujuh) bendera RMS, 1 (satu) bendera Israel dan 2 (dua) bendera PBB serta 6 (enam) buah buku panduan pelaksanaan long march dari pertigaan Gereja Rehoboth menuju Tugu Trikora dan berakhir di Gong Perdamaian.
Menurut Simon Saiya, sekitar 500 orang akan turut berpartisipasi dalam aksi tersebut. Para peserta juga diberikan arahan untuk tidak perlu takut oleh aparat keamanan karena aksi ini didukung penuh oleh Amnesty Internasional dan Delegasi PBB yang telah hadir di Kota Ambon untuk melakukan pemantauan jalannya kegiatan seperti yang disampaikan oleh Dr. Alex Manuputty.
3.Jumat, 25 April 2014
Sekitar pukul 08.30 Wit di kawasan pertigaan Gereja Rehoboth telah berkumpul sekitar 150 orang massa simpatisan dan pendukung FKM-RMS, beberapa orang diantaranya melakukan pemasangan dua bendera PBB pada tongkat bambu untuk dikibarkan saat long march berlangsung. Sedangkan bendera RMS dan bendera Israel masih dalam lipatan, sesuai dengan petunjuk dalam buku panduan sebelumnya bahwa yang pertama kali dikibarkan adalah bendera PBB, jika long march sudah berjalan dan massa sudah masuk dalam barisan maka selanjutnya pengibaran bendera RMS dan Israel dilakukan.
Sebelum aksi long march dimulai, sekitar pukul 09.00 Wit aparat keamanan mendatangi lokasi titik kumpul para demonstran untuk berbicara dengan penanggung jawab aksi, namun alasan yang diberikan oleh Simon Saiya justru memancing aparat keamanan untuk melakukan penangkapan terhadap dirinya. Ditambah lagi salah satu peserta berupaya mengibarkan bendera RMS dari balik bajunya, sehingga aparat keamanan langsung mengamankan seluruh peserta demonstrasi yang membawa atribut bendera termasuk peniup terompet.
[caption id="attachment_321690" align="aligncenter" width="385" caption="Persiapan pengibaran bendera PBB (dok. pribadi)"]
Sebanyak 11 orang peserta aksi demo FKM-RMS yang berhasil diamankan, sebagai berikut :
- Simon Saiya, 60 tahun, Kristen Protestan, alamat Aboru (Penanggung Jawab Aksi)
- Frans Sinmiasa, 61 tahun, Kristen Protestan, alamat Kudamati (Mendagri FKM-RMS)
- Izack Leatemea, 58 tahun, Kristen Protestan, alamat Kudamati (Pensiunan PNS Dikbud)
- Buce Manuhutu, 69 tahun, Kristen Protestan, alamat Waisarisa (Koordinator Aksi)
- Niko Souisa, 52 tahun, Kristen Protestan, alamat Araite (Simpatisan)
- Ferdinand Patty, 53 tahun, Kristen Protestan, alamat Ulath (Simpatisan)
- Sandra Labobar, 36 tahun, Kristen Protestan, alamat Kudamati (Simpatisan Wanita)
- Paul Krikoff, 34 tahun, Kristen Protestan, alamat Kudamati (Peniup Terompet)
- Alexander Carelsz, 17 tahun, Kristen Protestan, alamat Kudamati (Peniup Terompet)
- Maurisio Labobar, 16 tahun, Kristen Protestan, alamat Kudamati
(Peniup Terompet)
- Aldo Labobar, 14 tahun, Kristen Protestan, alamat Kudamati (Peniup Terompet)
Patut disayangkan, dari kesebelas peserta aksi demo FKM-RMS, tiga diantaranya masih berstatus pelajar, yakni Alexander Carelsz, Maurisio Labobar dan Aldo Labobar. Teganya, para orang tua justru menjerumuskan anak-anaknya dengan melibatkan mereka dalam aksi demonstrasi ini. Beruntung, dari hasil pemeriksaan Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, ketiga pelajar itu tidak termasuk sebagai pendukung ataupun simpatisan FKM-RMS. Mereka hanya diminta kesediaannya untuk meniup terompet dalam aksi demo tersebut dan pada hari Sabtu (26/4) pagi mereka dibebaskan dengan syarat wajib lapor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H