Mohon tunggu...
Jane Papilaya
Jane Papilaya Mohon Tunggu... -

"Keep your mind as bright & clear as the vast sky, the great ocean & the highest peak, empty of all thoughts."

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penolakan Klaim Teritorial RMS di Maluku

29 April 2014   19:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasca aksi demo FKM-RMS di Ambon beberapa waktu lalu (25/4), timbul rasa kekecewaan dari masyarakat Maluku yang tengah disibukkan oleh rutinitasnya sehari-hari. Ternyata, masih saja ada orang-orang yang terhasut oleh provokasi untuk melakukan aksi demonstrasipada HUT RMS di Kota Ambon. Sebagian besar dari mereka adalah para orang tua yang salah satunya menjadi buronan aparat kepolisian terkait kasus pengibaran bendera RMS pada peringatan Harganas tahun 2007.

Awalnya, masyarakat Maluku tidak sependapat dengan pihak aparat keamanan yang selalu manambah kekuatan pasukannya jelang 25 April, karena beranggapan masyarakat Maluku kini semakin cerdas untuk mencerna setiap provokasi yang dilancarkan oleh orang-orang yang masih berkeinginan Maluku menjadi sebuah negara yang berdaulat. Jika ada pengibaran bendera pada hari itu, maka merupakan sebuah skenario yang dilakukan aparat keamanan itu sendiri agar mereka tetap bercokol di bumi Maluku.

Hingga Pangdam XVI Pattimura, Mayjen TNI Eko Wiratmoko (24/4) sempat mengatakan Saat ini kondisi Kota Ambon sangat aman dan kondusif. Tingkat kesadaran dan ketahanan warga pun sudah sangat baik dalam merespons berbagai upaya provokasi dari pihak-pihak yang tidak menginginkan kedamaian di Ambon.” Sementara Kapolda Maluku, Brigjen Murad Ismail juga turut mengamininya, seraya mengatakan bahwa "Pada 25 April tidak ada pengamanan istimewa, karena itu sifatnya hari biasa."

Namun pada kenyataannya terjadi juga aksi demo yang dilakukan oleh segelintir masyarakat Maluku yang merupakan simpatisan dan pendukung FKM-RMS di hari yang dianggap oleh sebagian besar masyarakat maupun aparat keamanan di Ambon dalam kondisi aman dan kondusif.

Itulah mengapa, kini bermunculan komentar dari masyarakat yang mengutuk aksi provokasi sesat RMS dan menyayangkan bahwa masih ada masyarakat Maluku yang terpancing dengan provokasi murahan tersebut. Salah satu contohnya adalah masyarakat Pulau Kisar, Maluku Barat Daya (MBD) yang menolak keras klaim wilayah teritorial RMS di Pulau Kisar, MBD.

[caption id="attachment_321819" align="aligncenter" width="465" caption="Penolakan terhadap klaim teritorial RMS di Pulau Kisar, MBD (printscreen from facebook.com)"][/caption]

Bagaimana dengan daerah yang lain?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun