Mohon tunggu...
Jane Papilaya
Jane Papilaya Mohon Tunggu... -

"Keep your mind as bright & clear as the vast sky, the great ocean & the highest peak, empty of all thoughts."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Benar Pemerintah RMS Peduli Maluku?

6 Juni 2014   19:06 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:00 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan tersebut perlu diangkat ke permukaan agar pemerintahan yang bercokol di negeri Belanda itu paham akan harapan rakyatnya di tanah air. Bagaimana seharusnya pemerintahan mampu mengelola asa para simpatisan dan pendukungnya di Maluku agar tetap memiliki kepercayaan bahwa RMS itu masih eksis dan tetap peduli dengan mereka, sehingga apapun langkah yang diambil oleh pemerintah RMS mendapatkan dukungan penuh dari tanah air.

Namun pada kenyataanya, Pemerintah RMS di Belanda justru sibuk mengurus dirinya sendiri dengan melaksanakan berbagai kebijakan yang absurd terhadap perjuangan dengan menambahkan kata-kata manis untuk didengar kaum awam, seperti ‘Delegasi RMS ke PBB di Geneva’ atau ‘Pemerintah RMS ke Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York’ padahal bukan PBB seperti yang kita ketahui melainkan organisasi-organisasi yang sama sekali bukan representasi dari perserikatan bangsa-bangsa, hanya saja organisasi tersebut (UNPO dan Decolonization Alliance) berkedudukan di kota-kota dimana markas PBB berdiri.

Bagi delegasi yang dikirim ke kota-kota besar tersebut sangatlah menyenangkan karena tidak menggunakan dana pribadi, melainkan dana hasil sumbangan para simpatisan dan pendukung yang telah mentransfer sejumlah uang ke Fonds Perdjuangan RMS (FPRMS). Biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang dicapai ternyata jauh dari harapan, khususnya pada kunjungan delegasi ke New York, meski Decolonization Alliance bukanlah organisasi representatif PBB, dalam dialog yang digelar ternyata suara RMS tidak terakomodir dengan baik sementara perwakilan dari West Papua (Menase W. Kaisiepo) mendapatkan peran dalam panel. (Sumber)

Daripada menghambur-hamburkan dana sumbangan, akan lebih baik pemerintah RMS di Belanda melakukan kegiatan nyata bagi rakyat Maluku di tanah air, khususnya kepada para mantan tapol/napol (istilah yang digunakan oleh aktivis RMS) seperti yang dilakukan oleh saudara-saudara kita dari LSM Peduli Maluku yang memiliki slogan ‘Satu Hati, Satu Semangat dan Satu Darah’. Dengan dana yang terbatas, mereka secara sukarela membantu saudaranya tanpa melihat latar belakang seseorang, apakah dia itu Kristen atau Islam, eks separatis atau bukan, dari keluarga komunis atau tidak semuanya diakomodir dengan memberikan alat pancing dan bukan ikan, sehingga mereka dapat mencari sendiri penghidupannya.

Kegiatan yang dilakukan akhir-akhir ini adalah memberikan penyuluhan peternakan di Desa Aboru yang dikenal sebagai basisnya RMS di Maluku. Selain memberikan penyuluhan mereka juga menyalurkan bantuan bibit ayam kampung dan bebek kepada kelompok tani di desa tersebut. (Sumber)

[caption id="attachment_327679" align="aligncenter" width="640" caption="Penyaluran bantuan bibit ayam kampung di Desa Aboru (lsmpedulimaluku.org)"][/caption]

[caption id="attachment_327680" align="aligncenter" width="640" caption="Pembangunan kandang ternak secara swadaya (lsmpedulimaluku.org)"]

14020309271599777060
14020309271599777060
[/caption]

[caption id="attachment_327681" align="aligncenter" width="640" caption="Penyuluhan peternakan yang dilakukan secara sederhana di rumah warga Desa Aboru (lsmpedulimaluku.org)"]

1402031030465786713
1402031030465786713
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun