Mohon tunggu...
Joyo Senggol
Joyo Senggol Mohon Tunggu... -

PAUD 1977 SD INPRES 1978 WAJIB SEKOLAH 9 TAHUN 1984 KEJAR PAKET A 1987

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Salam Terakhir,Sang Pemimpin,(puisi)

19 Oktober 2012   05:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:39 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13506247921138624007

Meniti Indonesia hari ini, rakyat seolah olah porak poranda Negara terhempas bencana KekayaanNegara dijarah dan di gasak habis Kolonial kesiangan Menapak Indonesia hari ini adalah meniti tanah tanah retak kering dan kerontang membaca Indonesia terkini hurufhurufnya mulai pudar dantak lagi jelas tanah,air dan angkasa penuh srigala yang menyamar menjadi anak anak miskin Konglomerat dan komparador tua melayang dan menari diatas tubuh tubuh lapar mereka menadahkan tangan seolah olah serba kekurangan Indonesia hanya terbaca lewat mimpi Indonesia telah menjadi Negara berdasarkan PANCA KORUP dengan lima Sila 1.Ketidak hadiran Tuhan yang Esa 2.Kemanusiaan yang penuh pembiaran kemiskinan dan pemelaratan 3.Persatuan para anggota perwakilan rakyat yang tak lagi peduli dengan rakyat 4.Kerakyatan yang dipimpin oleh keloyoan kekuasaan tanpa permusawaratan dan permufakatan yang mencerminkan kehendak rakyat. 5.Keadilan tanpa rasa sosial bagi yang berkuasa Indonesia adalah ladang porak poranda habis disemai petani manca Negara rakyat dipaksa membereskan kerusakan yang ada Indonesia lumbung padi yang telah diacak acak oleh tikus tikus pencuri Ketika rakyat sedang terlena dan dibuat bermimpi dengan janji dan janji Indonesia telah dipecundangi komparador licik membonceng demokrasi yang kenyataannya hanya untuk para petinggi dan para pencuri. Hai Pemuda Majukan gelanggang Indonesia Bebaskan bangsa dan Rakyatmu Jangan pikirkan kekuasaan,trah dan kronimu saja. Jadilah presiden muda,lakukan perubahan dan perdamaian Bawalah negeri ini ke altar dunia yang lebih bermartabat dan berwibawa dengan Sumpah Pemuda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun