Sambil baca tulisan ini, enak juga kalau kita mainkan gitar dan nyanyi bareng..1, 2, 3…jreng…
Coretan dinding membuat resah
Resah hati pencoret
Mungkin ingin tampil
Tapi lebih resah pembaca coretannya
Sebab coretan dinding
Adalah pemberontakan kucing hitam
Yang terpojok di tiap tempat sampah, di tiap kota
Cakarnya siap dengan kuku kuku tajam
Matanya menyala mengawasi gerak musuhnya
Musuhnya adalah penindas
Yang menganggap remeh coretan dinding kota
Coretan dinding terpojok di tempat sampah
Kucing hitam dan penindas sama-sama resah
(Coretan Dinding-Iwan Fals)
Kucing hitam kini tak lagi sekedar corat-coret pada dinding saja, kini Kucing Hitam sudah semakin luas menyebarkan perlawanannya pada penindas.
Semakin hari penindas pun kewalahan menghapus coretan dinding, karena si Kucing Hitam punya banyak media, mulai dari FB, Twitter, media cetak, ehmm… mungkin saja ada di sini (baca:kompasiana) dan media alternatif lainnya.
Sama-sama resah, yaa…betul, sama-sama resah. Si Kucing Hitam dan Penindas sama-sama resah.
Si Kucing Hitam dengan data yang di milikinya dan kegundahannya pada pada Penindas yang semakin menjadi, ia tak kuasa menahan berlama-lama tersimpan dalam otaknya, kapan pun dan di mana pun, aku harus terus dan terus melakukan coretan, entah di dinding, buku, koran, media socmed dan apa pun namanya.
Orang harus tahu apa yang ku pikirkan dan ku inginkan.
Aku tahu, Penindas akan semakin resah dan berbagai upaya di lakukan. Agar Si Kucing Hitam bungkam seribu bahasa.
#tengkok kanan kiri, wah..ada tembok masih mulus nih, ssttt…ssttt..sstt..suara semprotan pilok, menjadi nada perlawanan sebagai musik pengantar Si Kucing Hitam melakukan aksi coretan dinding#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H