A. Motivasi atau Dorongan Mahasiswa Melakukan Praktik Joki
Praktik joki tugas di lingkungan akademik merupakan salah satu bentuk adanya Tindakan korupsi akademik yang mempengaruhi citra dan integritas kampus. Adanya praktik joki disebabkan karena terdapat interaksi antara pemberi jasa joki dan pengguna jasa joki. Pengguna jasa joki yang umumnya adalah mahasiswa mengetahui bahwa praktik joki merupakan salah satu kecurangan di civitas academica.
Terdapat banyak faktor yang menjadi alasan dan memotivasi mahasiswa menggunakan jasa joki. Dari keempat informan yang diwawancarai, manajemen waktu menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi penggunaan jasa joki. Keempat informan berpendapat bahwa banyak kegiatan yang lebih penting dibandingkan mengerjakan tugas akademik, seperti kegiatan organisasi dan kegiatan pribadi lainnya. Sementara itu, deadline tugas yang diberikan juga terbatas sehingga informan kesulitan dalam memanajemen waktu.
Faktor berikutnya yang menjadi alasan informan menggunakan jasa joki adalah tekanan akademik. Beban tugas yang berat dari banyaknya mata kuliah, serta tekanan waktu menjadi motivasi informan menggunakan praktik kecurangan. Di lain pihak, terdapat ekspektasi orang tua akan indeks prestasi yang baik dalam perkuliahan informan. Karena merasa tidak memiliki jalan lain, informan pun memilih melakukan korupsi akademik.
Hasil wawancara I2, I3, dan I4 mengatakan penggunaan jasa joki tidak buruk. Joki tugas yang dilakukan dapat menghasilkan nilai baik dan dapat mempengaruhi indeks prestasi. Menurut I3 nilai lebih dianggap penting daripada kejujuran yang bersifat semu. Sedangkan hanya Informan 1 (I1) yang berpendapat bahwa penggunaan jasa joki mempengaruhi kualitas pemahaman materi mahasiswa dan dapat berdampak buruk di kemudian hari.
Tidak adanya dukungan dari lingkungan akademik untuk menghindari praktik joki membuat informan menjadi terbuai akan kebutuhan yang instan. Meskipun begitu, I3 mengatakan bahwa adanya bimbingan akademik dalam menghindari praktik joki tidak berpengaruh pada keputusan informan dalam menggunakan praktik curang tersebut.
B. Mekanisme dan Pola Penggunaan Praktik Joki
Jasa joki tidak selalu digunakan oleh mahasiswa dalam setiap tugas. Terdapat mekanisme dan pola dalam menggunakan jasa ini. I2 menjelaskan bahwa penggunaan jasa joki hanya dilakukan ketika merasa mendesak, sedangkan I4 menjelaskan bahwa jasa joki digunakan ketika ada mata kuliah yang tidak dimengerti seperti hitung-hitungan. Keempat informan setuju bahwa penggunaan jasa joki telah bersifat umum di kalangan mahasiswa terutama bagi orang yang malas. Selain itu, pengawasan yang rendah dari dosen, membuat semakin maraknya praktik joki sehingga membuatnya semakin tindakan umum.
Praktik joki yang telah umum di kalangan mahasiswa, membuat prosedur penggunaan joki telah terstruktur. Keempat informan memiliki pendapat yang serupa terkait dengan tata cara penggunaan jasa ini. Umumnya pemberi layanan jasa joki dicari melalui rekomendasi teman ataupun melalui iklan joki di media sosial seperti whatsapp. Setelah ditemukan, maka pengguna jasa joki dan pemberi layanan joki saling berinteraksi melalui online chat whatsapp. Diskusi yang dilakukan berupa pembahasan kontrak joki seperti negosiasi harga, kesanggupan pemberi jasa dalam mengerjakan tugas, perjanjian waktu, similarity, dan referensi yang digunakan. Penggunaan joki dapat dilakukan secara berkelompok oleh mahasiswa maupun secara sendiri.
C. Tanggapan atau Respons Mahasiswa Terhadap Penggunaan Jasa Joki
Secara umum mahasiswa beranggapan bahwa penggunaan jasa joki merupakan salah satu bentuk perbuatan yang salah. Dari keempat informan yang menggunakan jasa joki, semuanya setuju bahwa tindakan joki merupakan praktik yang tidak etis dan tidak wajar dalam pandangan institusi akademik. Namun bagi I3 dan I4, tindakan joki merupakan salah satu kegiatan yang membantu mahasiswa yang sibuk dan mahasiswa yang menginginkan efisiensi. Oleh karena itu menurut I4, bagi beberapa mahasiswa tindakan joki merupakan wajar dalam proses akademik.