Mohon tunggu...
Joy Nathanael Sihombing
Joy Nathanael Sihombing Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Lampung, Bandar Lampung

Saya merupakan mahasiswa yang berkuliah di Universitas Lampung. Menulis merupakan sebagian dari hobi saya. Tulisan yang saya buat berupa opini dan berkaitan dengan topik kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilai Kepemimpinan Gubernur Lampung yang Mendadak Viral

19 April 2024   19:00 Diperbarui: 19 April 2024   19:14 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, merupakan Gubernur Lampung yang sempat menjadi sorotan di berbagai platform media sosial terutama tiktok. Populernya Arinal disebabkan oleh pengguna tiktok yang menyoroti kasus jalan rusak di Provinsi Lampung.A danya jalan rusak tersebut membuat netizen menyalahkan Arinal selaku Gubernur Lampung yang diduga tidak baik dalam mengalokasi dana daerah untuk pembangunan dan perbaikan jalan di Provinsi Lampung.

Fenomena yang terjadi pada saat itu sebenarnya sudah umum terjadi di Indonesia ketika seorang pemimpin menjadi sorotan dan mendapat kritik dari berbagai kalangan di Indonesia. Permasalahannya adalah bagaimana seorang pemimpin dalam hal ini Gubernur Lampung merespons fenomena yang menyoroti namanya tersebut. Keith Davis mengatakan bahwa terdapat 4 sifat umum yang memiliki pengaruh terhadap keberhasilan dari seorang pemimpin yaitu kecerdasan, kedewasaan dan keleluasaan hubungan sosial, motivasi diri dan dorongan berprestasi, dan sikap hubungan kemanusiaan. Poin pertama dalam sifat tersebut adalah kecerdasan. Kecerdasan dibutuhkan ketika seorang pemimpin terlibat dalam suatu masalah dan bagaimana pemimpin tersebut dapat keluar dari masalahnya. Pada kasus Arinal Djunaidi, ketika sedang hangatnya nama beliau di platform tiktok, Arinal menanggapinya dengan menelepon orang tua Bima dan mengeluarkan nada ancaman kepada keluarga Bima. Bahkan Arinal akan tetap melanjutkan ke proses hukum walaupun orang tua Bima sudah minta maaf.

Respons dari Arinal Djunaidi tersebut merupakan langkah yang salah dalam menghadapi fenomena tersebut. Arinal merupakan pemimpin daerah yang artinya jabatannya bersifat publik dan mandatnya digunakan untuk melayani publik. Mandat yang diamanahkan tersebut harus dapat dijalankan dengan baik atau nantinya masyarakat akan turun tangan dalam mengkritik pemimpinnya. Kesalahan dari Arinal Djunaidi yang pertama adalah melakukan ancaman dimana hal tersebut dapat memancing kemarahan publik. Ketika Arinal tidak baik dalam mengurusi jalanan Lampung, sudah sewajarnya beliau mendapat kritikan. Namun ancaman dari Arinal dianggap oleh publik sebagai bagian dari antikritik yang merupakan gaya kepemimpinan otoriter. Sebagai negara demokrasi, Indonesia sangat menjunjung tinggi musyawarah mufakat dalam membahas isu yang sedang berkembang. Disinilah seharusnya Arinal menjalankan poin tersebut dengan melakukan diskusi publik yang bersifat klarifikasi mengapa jalanan di Lampung banyak yang rusak. Artinya transparansi sangat dibutuhkan ketika menduduki jabatan publik. Namun, klarifikasi yang diberikan Arinal tidak terperinci sehingga netizen bertanya-tanya mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada Pemprov Lampung.

Dalam menyelesaikan masalah yang membuat nama baik dari Arinal menjadi kotor tersebut, dapat diadopsi gaya kepemimpinan digital (e-leadership). Gaya kepemimpinan ini mengadopsi teknologi digital dalam mendorong perubahan sosial yang sedang terjadi dan mengubah pola pikir masyarakat. Pemprov Lampung setidaknya dapat memberikan klarifikasi mengenai masalah ini ke publik melalui platform digital. Pengadopsian teknologi digital tersebut dapat membantu menyelesaikan masalah kompleks yang sedang terjadi. Hal yang harus menjadi fokus utama dalam pengadopsian e-leadership adalah gaya komunikasi. Kemampuan berkomunikasi secara langsung dan melalui sarana digital sangat berbeda. Pada sarana digital semua kalangan dapat menyaksikan secara langsung cara berkomunikasi dari seorang pemimpin.

Arinal Djunaidi merupakan tokoh politik yang memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi orang lain agar dapat bertindak sesuai dengan kemauannya. Kekuasaan tersebut harus mampu dikerjakan sebaik-baiknya agar nantinya tidak terjadi disinformasi pada suatu kejadian. Seperti halnya ketika Arinal meminta wartawan untuk melakukan penghapusan video liputan terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh Gubernur Lampung tersebut. Penghapusan video liputan tersebut dikarenakan adanya rasa ketakutan dari Arinal apabila dirinya viral dikemudian hari. Hal tersebut diungkapkan beliau pada acara publik yang banyak disorot oleh wartawan. Ketika video tersebut diunggah, tentu malah menaikkan emosi dari masyarakat karena sifat dari Arinal yang otoriter. Menurut pihak yang berhubungan dengan Gubernur Lampung tersebut, ungkapan itu hanya bersifat candaan yang sering dilontarkan oleh Arinal. Candaan tersebut sebenarnya tidak baik buat diungkapkan ke publik karena suatu masalah juga akan terjadi karena berawal dari candaan. Arinal harus mampu memposisikan dirinya dengan baik dan harus paham bahwa setiap ungkapan yang dilontarkan akan berefek sendiri kepada dirinya karena Arinal adalah pemimpin yang memiliki kekuasaan yang dapat mendorong pihak
lain untuk melakukan yang sesuai dengan kehendaknya.

Kepercayaan terhadap Arinal sebagai Gubernur Lampung semakin turun dalam
memimpin Provinsi Lampung. Arinal Djunaidi telah mendapat penolakan kepercayaan oleh
masyarakat. Untuk meningkatkan kembali kepercayaan publik, terdapat 4 dimensi kunci yang
sebenarnya dapat melandasi Arinal agar memiliki kepercayaan publik yang baik, yaitu:
1. Keterpaduan (kejujuran): Arinal Djunaidi telah mengalami beberapa kontroversi dan
kritik terkait dengan kejujuran dalam beberapa kejadian. Misalnya, ia menjadi sorotan
setelah perilakunya saat kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Lampung yang
dianggap tidak sopan dan tidak menghormati protokol. Terdapat juga kritik terhadap
keterbukaan dan transparansi pemerintahan di Provinsi Lampung yang dipimpin oleh
Arinal Djunaidi. Beberapa keluhan masyarakat terkait informasi yang tidak mudah
diakses atau kurangnya transparansi dalam kebijakan publik dan program-program
pemerintah. Dalam menghadapi kritik dan kontroversi, Arinal Djunaidi memberikan
tanggapan dan klarifikasi terkait tindakan atau keputusan yang diambil. Namun,
penting untuk dicatat bahwa persepsi masyarakat terhadap keterpaduan (kejujuran)
dapat berbeda-beda tergantung pada sudut pandang dan pengalaman masing-masing
individu.
2. Konsistensi: Dalam menjalankan tugas menjadi pemimpin, Arinal Djunaidi dinilai
cukup bagus. Dilihat dari kebijakan dan program kerja beliau, cukup berjalan sesuai
dengan janji. Data menunjukkan bahwa 82% tingkat kepuasan masyarakat Lampung
kepada Gubernur Lampung
3. Loyalitas: Loyalitas Arinal Djunaidi sebagai Gubernur sangat terlihat yang mana
kinerja sebagai peminpin yang ingin membangun daerahnya. Walaupun banyak di kritik
oleh masyarakat, kami menilainya bahwa Arinal sudah cukup baik. Kesetiaannya
menjadi seorang pemimpin sudah dia bangun dari yang sebelumnya menjadi angggota
DPRD
4. Keterbukaan: Dalam penilaian keterbukaan, analisis kami masih sangat kurang
dikarenakan masih banyak kritik dan program yang tidak berjalan semestinya.
Responsif kritik tiktoker terhadap Lampung menjadi penilaian kurang dari saya.
Pekerjaan Arinal sebagai Gubernur Lampung juga tidak hanya berfokus pada masalahmasalah yang terjadi di Lampung terutama masalah jalan rusak. Arinal juga telah banyak mendapatkan prestasi yang sebenarnya dapat meningkatkan kepercayaan publik padanya. Hal
inilah yang harus didorong oleh Arinal untuk terus meningkatkan kepercayaan publik pada
dirinya. Setidaknya terdapat 2 analisis jenis kepercayaan terhadap Arinal Djunaidi, selaku
Gubernur Lampung:
1. Kepercayaan Pengetahuan: Dalam jenis kepercayaan ini, masyarakat merasa percaya
terhadap Arinal Djunaidi karena ia telah mencapai beberapa prestasi selama menjabat.
Berikut beberapa prestasi yang dicapai selama Arinal Djunaidi menjabat:
1. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung tahun 2023 naik sebesar 4,55%, lebih
baik dibandingkan tahun sebelumnya.
2. Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Lampung menjadi
4,23% pada tahun 2023.
3. Penurunan Tingkat Kemiskinan Provinsi Lampung menjadi 11,11% pada Maret
2023.
4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Lampung mencapai 72,48.
5. Nilai Tukar Petani meningkat dari 104,3% pada tahun 2022 menjadi 109,36% pada
tahun 2023.
6. Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) Provinsi Lampung mencapai angka
kinerja 73,3 pada tahun 2023.
7. Nilai Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Provinsi Lampung berada di angka 80,18,
menandakan bahwa demokrasi berjalan dengan baik di provinsi Lampung.
8. Peningkatan nilai ekspor.
9. Peningkatan pelayanan publik.
10. Pengembangan industri dan pariwisata sebagai sektor yang potensial.
2. Kepercayaan Penolakan: Jenis kepercayaan ini, di mana masyarakat melihat bagaimana
keberhasilan dan keberlanjutan program-program yang dijanjikan oleh Arinal Djunaidi,
kepercayaan ini timbul karena didasarkan pada ketakutan akan pembalasan jika
kepercayaan itu dilanggar. Masyarakat mungkin memilih dan berpikiran positif
terhadap Arinal Djunaidi sebagai pemimpin dengan harapan bahwa ia akan menjunjung
tinggi kepercayaan mereka jika mereka percaya bahwa ia akan menepati janjinya,
berperilaku terhormat, dan tidak akan mengkhianatinya.
Dalam membangun kepercayaan, apalagi sebagai seorang pemimpin di mana ia juga harus
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat segala pondasi, integritas, komitmen, dan
kompetensi seorang pemimpin harus ditunjukkan secara nyata bahkan kejujuran pun harus dijunjung tinggi agar kedekatan emosional dan perspektif masyarakat baik terhadap tokoh yang
sedang memimpin mereka. Namun, seperti yang diketahui memang ada beberapa kontroversi
yang melibatkan Arinal Djunaidi yang pernah viral/booming saat itu mengenai jalan rusak yang
dibawakan oleh tiktoker yang bernama Bima, bahkan Presiden Jokowi pun langsung datang ke
Lampung pada saat itu, tentunya hal ini menjadi salah satu faktor mengikisnya kepercayaan
masyarakat terhadap Arinal, apalagi pada saat itu ia dianggap tidak menerima kritikan yang
dilontarkan publik, apalagi pada saat meninjau jalan rusak beliau lebih memilih memakai
helikopter yang membuat asumsi negatif publik terhadapnya pada saat itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun