Di dinding yang retak, gemanya berseru,
Dari cinta yang dulu kuat, kini bertanya kenapa.
Sebuah rumah yang dulu utuh, kini terbelah dua,
Dimana keheningan terjadi dimana tawa tumbuh.
Meja makan ditetapkan untuk satu orang,
Sebuah keluarga kalah, sebuah pertempuran menang.
Namun di celah-celah itu, harapan masih bisa mekar,
Untuk penyembuhan kehidupan dimana hati mengkonsumsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!