Setiap kampus, bahkan setiap fakultas, memiliki kebijakan atau budaya tersendiri tentang masalah pengkaderan mahasiswa baru. Ada yang memang pengkaderannya tidak setegas itu sampai bisa menjadi teman atau bahkan ada yang sampai membuat peserta pengkaderan merasa tidak kuat lagi sampai ingin pindah fakultas dan lain-lainya.Â
Hal tersebut dikarenakan idealisme pengkaderan yang berbeda setiap fakultas membuat ada beberapa yang mengalami "penyimpangan" dalam pengkaderan. Seperti salah satunya, yaitu munculnya senioritas yang diterapkan di beberapa fakultas. Mungkin sebenarnya tidak ada yang salah dengan kemunculan budaya seperti itu.
Yang salah adalah jika senioritas tersebut didasarkan karena kepentingan pribadi. Misalnya seperti pembullyan yang berkedok senioritas di mana berarti orang tersebut mengkader mahasiswa baru tersebut dengan alasan ingin menjadi "superior" di depan mahasiswa baru.
Tapi, kalau kita lihat dari sisi lain, senioritas bisa jadi salah satu syarat dari pengkaderan. Misalnya, senioritas memang digunakan agar mahasiswa baru mengetahui cara bersikap yang baik, semisal dengan adanya senioritas, mahasiswa baru setiap lewat di depan kakak tingkatnya, mereka menunduk yang menunjukkan sapaan atau rasa hormat.Â
Jadi seharusnya digunakan secara bijaksana kesempatan tersebut, jangan sampai membuat salah satu pihak jadi merasa dirugikan. Kalau menurut pendapat kalian bagaimana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H