Mohon tunggu...
Zaky Sandhira
Zaky Sandhira Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

barusan bikin

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perawat, Daerah Konfllik, Holistik?

8 Januari 2025   21:32 Diperbarui: 8 Januari 2025   21:32 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Peran Perawat di Daerah Konflik

Daerah konflik adalah kawasan yang sedang mengalami ketegangan sosial, politik, atau militer, yang berdampak langsung pada kesehatan fisik dan mental masyarakat setempat. Dalam situasi ini, perawat memainkan peran vital dalam memberikan layanan kesehatan dan mendukung kesejahteraan korban konflik.

Peran Utama Perawat di Daerah Konflik

  1. Pemberian Perawatan Darurat
    Dalam kondisi konflik, perawat berada di garis depan untuk memberikan perawatan darurat kepada korban luka akibat kekerasan, ledakan, atau serangan lainnya. Kecepatan dan ketepatan dalam menangani korban sangat penting untuk menyelamatkan nyawa. Perawat juga harus mampu bekerja dengan sumber daya yang terbatas di lapangan (WHO, 2022).

  2. Manajemen Penyakit Menular
    Situasi konflik sering kali memicu penyebaran penyakit menular akibat kurangnya sanitasi, air bersih, dan fasilitas kesehatan. Perawat bertugas melakukan edukasi, vaksinasi, dan distribusi obat untuk mencegah wabah penyakit seperti kolera, malaria, atau campak (UNHCR, 2023).

  3. Dukungan Psikososial
    Konflik tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik tetapi juga mental. Perawat berperan sebagai pendukung psikososial bagi korban, termasuk anak-anak dan perempuan, yang sering kali menjadi kelompok paling rentan. Mereka membantu korban mengatasi trauma melalui konseling dan kegiatan komunitas (ICRC, 2023).

  4. Pengelolaan Kesehatan Ibu dan Anak
    Perawat berperan dalam memastikan layanan kesehatan ibu dan anak tetap berjalan, seperti pemeriksaan kehamilan, persalinan, dan imunisasi bayi. Dalam situasi konflik, akses terhadap layanan ini sering kali terganggu, sehingga perawat harus bekerja ekstra untuk menjangkau populasi rentan ini (Save the Children, 2023).

  5. Advokasi Kesehatan
    Perawat dapat menjadi suara bagi korban konflik dengan mengadvokasi kebutuhan medis mereka kepada organisasi kemanusiaan dan pemerintah. Mereka juga bekerja sama dengan lembaga internasional untuk memastikan pasokan medis dan layanan kesehatan tetap tersedia di daerah konflik (Doctors Without Borders, 2023).

Tantangan yang Dihadapi Perawat

Perawat di daerah konflik menghadapi berbagai tantangan, termasuk:

  • Risiko keselamatan pribadi akibat kekerasan.
  • Kurangnya fasilitas dan alat medis.
  • Beban kerja yang tinggi karena banyaknya korban.
  • Tekanan emosional akibat menyaksikan penderitaan korban.

Meskipun demikian, dedikasi mereka untuk menyelamatkan nyawa dan mendukung komunitas yang terdampak tetap menjadi prioritas utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun