Mohon tunggu...
Quemala Jowvy
Quemala Jowvy Mohon Tunggu... profesional -

Am a great dreamer,

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Takabonerate 3: Menyapa Kawanan Hiu di Pantai Timur, Selayar

27 November 2011   16:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:07 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menyelam! Ini dia kegiatan yang paling ditunggu-tunggu setelah tiba di Pantai Timur. Di sini rombongan melakukan total 5 kali penyelaman pada lima titik, satu diantaranya adalah penyelaman malam hari (night dive).

50 peserta (7diantaranya wanita) mengawali dari dive spot pertama yang namanya Shark Point. Sudah kebayang kan, akan bertemu 'siapa' di titik tersebut? Dengan visibility (jarak pandang) di bawah air hingga lebih dari 35 meter yang sangat bening, hampir semua peserta terpesona pada site ini.

Wall yang subur dengan coral, dan ramai dengan warna-warni ikan, langsung jadi 'sasaran tembak' para fotografer. Lalu bonus-bonus mahluk cakep lain mulai terlihat : hiu white tip, penyu, ikan napoleon gede, bumphead, beberapa ada yang juga melihat hiu abu-abu, baracuda dan banyak lagi berjenis-jenis ikan dalam rombongan besar (schooling) berseliweran di sekitar kami. Mereka rata-rata dalam ukuran bongsor (paling kecil 40cm lah). Beberapa ada yang melihat belut Mooray, malah Pak Anto sempat melihat dan dilingkari ular laut kakinya.

Sungguh ini adalah suguhan yang lengkap! Kalo noleh ke kanan, di sepanjang wall kami ketemu dengan mahluk-mahluk imut, cantik, lucu, seperti udang, kepiting, nudie branch dan ikan-ikan kecil. Giliran noleh ke kiri ke arah birunya laut dalam, yang nampak adalah ramainya ikan-ikan dalam ukuran sangat besar. Komplit!

Pada spot pertama ini banyak penyelam yang mengaku kebablasan hingga kedalaman 40m lebih demi mengejar view dan mencoba mengikuti rombongan ikan-ikan cantik itu.
Dua kali penyelaman dilakukan di titik ini, dimana Spot keduanya agak sedikit bergeser ke arah utara.

Di hari kedua, peserta dibawa ke Nets Poin dan Kolo-Kolo Poin. Ini juga seru punya koleksi ikan-ikannya. Jenis Trigger Fish banyak mendominasi topografi berstruktur wall seperti ini. Tapi Penyu dan Lobster besar-besar juga kami temukan di beberapa cerukan semacam gua kecil bawah laut. Ukurannya hampir sebesar kami! (Aih, nyebut lobster koq saya membayangkan ia dalam bumbu asam manis ya...maaf Om Lobster!)

Ketika berada pada kedua spot ini, terjadi dilema pada sebagian besar penyelam. Mode #galau lagi deh antara mengejar view di daerah dalam, atau cukup bermain di kawasan dangkal. Semuanya menyajikan pilihan indah yang ingin dinikmati tapi tidak akan cukup untuk di jajal dalam sehari seperti ini.

Dua hari penyelaman yang fantastik menurut saya. Dan selama dua hari itu kami bermalam di kapal yang bersandar di Dermaga Patumbukang. Semua aktifitas harian dilakukan juga di kapal tersebut (total ada dua kapal kayu yang digunakan). Termasuk makan, mandi, buang hajat. Nah, ini salah satu yang sempat dikeluhkan peserta. Di Sekitar Dermaga Patumbukang tersebut tidak tersedia sarana MCK yang memadai. Tapi ditimpali lagi oleh lain dengan celetukan : "namanya juga ekspedisi, ya terima saja kalo darurat begitu!".

Untuk tidur, saya dengan Wina serta Nando memilih di alam terbuka dan bergelantungan dengan Hammock yang dicantolkan di pagar dermaga. Selain lebih sejuk, kami juga beruntung pada Sabtu malam itu, menjelang subuh, sempat menikmati lintasan hujan Meteor Leonids di langit bagian utara. Lalu pagi harinya, dua hari berturut-turut kami disuguhkan pemandangan langka : Tarian Lumba-Lumba di laut terbuka tak jauh dari posisi kapal. Subhanallah!

Sudahlah, tak ada kata yang bisa menggambarkan luarbiasanya biodiversity alam bawah laut di Pantai Timur ini. Asli saya bangga sebagai orang Sulsel karena lokasi tersebut ada di "kampung" saya. Sampai ada peserta dari Jakarta dan Manado yang bela-belain ikut ekspedisi ini, demi menggenapkan pengalaman menyelam mereka di sini. Mereka antara lain : Nando dan Wewe dari  Hammerhead Dive Community juga Mimi Amilia dan Jovan Nabir Lesmana.

Sebagai 'yang punya lokasi', kita orang Sulsel mesti buru-buru sadar nih dengan potensi daya tarik daerahnya sendiri. Lalu secara sadar juga ikut menjaga dan mengembangkan potensinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun