Mohon tunggu...
jovian_057
jovian_057 Mohon Tunggu... Mahasiswa -

You know my picture, not my story Terbit Artikel tidak menentu, Salam Super :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Demam Film Korea Melanda Indonesia, Mengapa ?

28 September 2016   23:31 Diperbarui: 28 September 2016   23:35 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebutuhan manusia semakin hari semakin banyak yang harus dipenuhi , bukan hanya melihat dari sisi kebutuhan pokok saja, yaitu pangan, papan, dan sandang. Melainkan kebutuhan akan adanya hiburan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang harus juga terpenuhi. Hiburan yaitu membuat orang menghilangkan stres, senang, bahagia, dan terhibur, ungkap Nyoman Yuliana. Tujuan  hiburan yaitu sesuatu atau perbuatan yang dapat menyenangkan dan menghibur hatinya.

Hiburan sendiri sebenarnya dapat diperoleh dari berbagai cara. Hiburan salah satu dapat diperoleh dengan menonton film drama Korea. Film drama sendiri, merupakan sebuah peluang bisnis bagi Negara Korea Selatan sendiri. Film tersebut dapat dikatakan kreatif, kenapa ? karena ide selalu fresh dan cerita yang diangkat kehidupan sehari-hari kalangan masyarakat, terutama dalam pekerjaan, contoh: hakim, dokter, pengacara, dan polisi, serta melihat kebutuhan akan manusia secara umum, ungkap Nyoman Yuliana. Sehingga, negara tersebut menggali terus menerus karena adanya potensi untuk menciptakan peluang bisnis.

Film Drama Korea sendiri cukup dikenal oleh masyarakat, terutama pada remaja pada negara Indonesia tentunya.  Mendunianya wabah demam film drama Korea Selatan sebenarnya tidak hanya di negara Indonesia saja, melainkan di beberapa negara lainnya. Sehingga takutnya lama kelamaan akan menjangkiti dan menjadi demam di kalangan remaja.

Populernya film drama menjadi topic yang cukup sering diperbincangkan belakangan ini, terutama di kalangan remaja. Lalu Apakah ada hal indikator kesuksesan tersebut ? Indikator  yaitu dapat mempengaruhi penonton, ungkap Nyoman Yuliana. Sejauh mana penonton dapat dipengaruhi ? Menurut Nyoman Yuliana, mengungkapkan secara style, cara dan sikap berbicara kepada teman sebaya secara verbal maupun non verbal. Nyoman Yuliana juga mengatakan bahwa Korea Selatan juga pintar ia tidak hanya melihat alur cerita yang menarik saja, melainkan dari segi fisik juga diperhatikan, yaitu dalam hal ketampanan, kecantikan, dan fashion.

Film drama Korea sendiri juga memang menjadi salah satu senjata negara Korea Selatan untuk menyebarkan pemahaman, sekaligus budaya mereka, serta dapat dikatakan imperialise budaya.  Menurut KBBI, imperialisme budaya adalah pandangan mengenai adanya kebudayaan asing yang lebih kuat yang mendominasi suatu golongan masyarakat sehingga warganya kehilangan kepribadian dan indetitasnya. Lalu bagaimana caranya film drama dapat tersebar di beberapa negara, salah satu Indonesia ? karena didukungnya dengan media yaitu internet, dengan internet kita dapat mengakses sekaligus mendownload, ungkap Nyoman Yuliana.

Mengapa film drama tersebut melanda remaja di Indonesia ? karena Indonesia sendiri sudah dianggap sebagai salah satu negara penting yang menjadi target penyebaran kebudayaan Korea, kenapa ? karena negara Indonesia adalah negara yang sangat mudah dipengaruhi oleh kebudayaan asing, ungkap Nyoman Yuliana. Sehingga remaja di Indonesia hakikatnya sebagai konsumen potensial dan menjadi sasaran negara Korea Selatan untuk membawa masuk budaya film drama ke Indonesia. Selain itu juga ada faktor lain yaitu remaja kestabilan emosinya masih labil, sehingga akan sangat mudah terpengaruh, alhasil remaja akan lebih tertarik menonton film drama Korea dan cenderung lebih bangga daripada film negaranya sendiri, ungkap Nyoman Yuliana. Alhasil, Indonesia menjadikan negara kita negara yang tidak mempunyai identitas yang jelas.

Memang sangat ironi, karena melihat para penerus bangsa kecintaan terhadap budaya negara sendiri sedikit demi sedikit terkikis karena pengaruh budaya negara lain. Lalu bagaimana cara mengatasinya ? menurut Nyoman Yuliana, jadilah seorang remaja yang mengkritisi film dari luar, sehingga tidak terlalu jauh menghilangkan film asli di negara sendiri, serta juga mengajarkan kepada anaknya secara turun menururun karena buatan film di Indonesia juga tidak kalah dengan film yang dibuat oleh orang luar negeri.

Jadi, film drama Korea memberikan pengaruh cukup yang besar bagi remaja di Indonesia yang dibuktikkan melalui mengikuti cara dan sikap bicara serta fashion. Sehingga yang ditakutkan remaja tidak memiliki jati diri dan identitas diri karena film yang ada di Indonesia sudah memudar dan tergeser oleh film-film saat ini. Maka dari itu remaja harus berpikir kritis supaya tidak mengadopsi begitu saja, dan dibatasi bahwa film drama Korea tersebut hanyalah sebagai media hiburan saja tidak lebih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun