Komunikasi yang efektif antara tenaga kesehatan dan pasien merupakan komponen penting dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Gangguan dalam komunikasi dapat mengakibatkan kesalahpahaman, kesalahan medis, dan hasil yang buruk bagi pasien. Hambatan dalam bahasa, perbedaan budaya, dan rendahnya literasi mengenai kesehatan adalah sesuatu yang menjadi tantangan dalam komunikasi efektif. Sangat penting untuk mendorong interaksi dan komunikasi yang antara penyedia layanan kesehatan dan pasien, demi meningkatkan keselamatan pasien, kepuasan, dan hasil yang baik.
World Health Organization (WHO) mencatat bahwa setidaknya 70% kejadian kesalahan dalam pengobatan di beberapa negara disebabkan oleh komunikasi yang buruk antar tenaga kesehatan dan pasien. Hal ini menegaskan bahwa masalah komunikasi tidak hanya terbatas pada satu negara, tetapi merupakan isu global yang mempengaruhi keselamatan pasien secara luas. Oleh karena itu, sistem kesehatan harus memprioritaskan pengembangan dan implementasi dalam meningkatkan komunikasi efektif.
Ada beberapa penyebab komunikasi yang tidak efektif, termasuk:
- Hambatan Bahasa: Pasien dengan kemampuan bahasa yang terbatas mungkin kesulitan memahami diagnosis atau pilihan pengobatan mereka. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan mengenai instruksi obat atau perawatan lanjutan.
- Perbedaan Budaya: Latar belakang budaya yang beragam dapat memengaruhi cara pasien memahami informasi kesehatan dan berinteraksi dengan penyedia layanan kesehatan. Kesalahpahaman dapat muncul dari perbedaan keyakinan mengenai praktik kesehatan.
- Rendahnya Literasi Kesehatan: Banyak pasien yang tidak memiliki pengetahuan diperlukan untuk memahami informasi medis yang kompleks dari dokter atau tenaga medis lainnya. Kesenjangan ini dapat menyebabkan salah tafsir terhadap nasihat kesehatan atau rencana pengobatan, sehingga mengakibatkan ketidakpatuhan terhadap terapi yang diresepkan.
Gangguan dalam komunikasi dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk kesalahan medis, hasil pasien yang buruk, dan penurunan kepuasan pasien. Namun hal-hal tersebut dapat dicegah dengan beberapa cara berikut:
- Active Listening: Tenaga kesehatan sebaiknya mempraktikkan mendengarkan secara aktif dengan memberikan perhatian penuh kepada pasien, merangkum apa yang telah mereka katakan, dan mendorong pertanyaan. Pendekatan ini menciptakan lingkungan di mana pasien merasa dihargai dan dipahami.
- Menggunakan Bahasa yang Sederhana: Menghindari istilah-istilah medis dan menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas membantu memastikan bahwa pasien memahami kondisi dan opsi pengobatan mereka. Ini sangat penting bagi pasien untuk memahami pesan yang disampaikan penyedia layanan Kesehatan dengan mudah dan benar.
- Pemanfaatan Teknologi: Menggunakan teknologi dapat meningkatkan komunikasi. Alat seperti layanan telehealth, aplikasi kesehatan, dan portal pasien menjaga pasien tetap terinformasi tentang rencana perawatan dan janji temu mereka, sehingga memudahkan mereka untuk terlibat dengan penyedia layanan kesehatan. Pemanfaatan aplikasi penerjemah juga dapat mengatasi perbedaan bahasa dalam komunikasi.
- Komunikasi Non-Verbal: Tenaga kesehatan harus menyadari sinyal non-verbal seperti bahasa tubuh dan kontak mata. Elemen-elemen ini dapat berpengaruh signifikan terhadap bagaimana pesan diterima dan dipahami oleh pasien.
- Menciptakan Lingkungan yang Mendukung: Membangun suasana yang ramah mendorong dialog yang terbuka. Penyedia layanan kesehatan sebaiknya menyapa pasien dengan hangat, menjaga kontak mata, dan menunjukkan empati untuk menyampaikan perhatian yang tulus terhadap kesejahteraan mereka.
Komunikasi yang efektif bukan hanya sekadar keterampilan tetapi merupakan aspek fundamental dari perawatan berpusat pada pasien yang berdampak signifikan pada hasil klinis. Dengan mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan menerapkan inisiatif strategis yang bertujuan meningkatkan praktik komunikasi di lingkungan layanan kesehatan, kita dapat memastikan bahwa semua pasien menerima perawatan berkualitas tinggi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan individu mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H