Mohon tunggu...
Jovanka Chrishelda
Jovanka Chrishelda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswi FIB pada jurusan Televisi dan Film angkatan 2022 sedang menempuh semester 3.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

PSRM Sardulo Anorogo Universitas Jember, Wadah bagi Anak Muda Mempertahankan Warisan Lokal

3 Juni 2024   22:21 Diperbarui: 3 Juni 2024   22:46 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Milik Pribadi

    Seni Pertunjukan Indonesia bukan sekadar rangkaian pertunjukan namun juga sebuah perayaan yang menampilkan kekayaan budaya yang tiada duanya. Dari tarian tradisional yang elegan hingga teater yang mendalam, seni pertunjukan Indonesia memadukan keindahan artistik dengan keragaman budaya yang memesona. Seni pertunjukan Indonesia adalah ekspresi seni yang mencakup berbagai bentuk seperti tari, musik, teater, dan wayang. Seni pertunjukan ini lebih dari sekadar hiburan, melainkan cara mengungkapkan cerita, tradisi dan nilai-nilai budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Seni pertunjukan Indonesia menciptakan pengalaman seru bagi penontonnya melalui gerakan-gerakan indah, melodi yang memikat, dan cerita yang menawan.

    Menelusuri perkembangan seni pertunjukan Indonesia terkadang memerlukan penelusuran sejarahnya dari masa prasejarah hingga saat ini. Melihat perkembangan seni pertunjukan Indonesia pada masa lalu, kita dapat melihat naik turunnya berbagai seni pertunjukan. Ada beberapa bentuk seni pertunjukan Indonesia yang jika dilihat dari sejarah jelas berasal dari masa prasejarah, seperti Sanghyang Jaran dari Bali dan Jaran Kepang (kuda kepang) dari Jawa. Meski demikian, pertunjukan ini tetap eksis di tengah hiruk pikuk perkembangan berbagai produk teknologi tinggi. Perkembangan seni pertunjukan Indonesia tercermin dari keberagaman budaya seluruh nusantara. Setiap daerah memiliki tradisi seni unik yang mencerminkan sejarah, lingkungan, dan kepercayaan masyarakatnya. Misalnya saja tari Bali yang anggun dan megah, wayang kulit yang penuh filosofi, atau musik gamelan yang bernuansa. Reog Ponorogo juga menjadi seni pertunjukan populer di daerah Jawa Timur dan juga salah satu seni yang menggunakan iringan musik gamelan yang sering di sebut musik karawitan. Namun seni pertunjukan Indonesia telah berubah secara signifikan seiring dengan globalisasi. Pengaruh budaya asing, teknologi dan tren masa kini membawa warna baru dalam seni pertunjukan, sehingga tercipta kolaborasi antara tradisi dan modernitas. Tari kontemporer, teater eksperimental, dan genre musik baru menjadi bagian dari lanskap seni pertunjukan Indonesia, menunjukkan kemampuan beradaptasi dan kreativitas seniman dalam merespons perubahan zaman.

    Sejarah seni pertunjukan Indonesia mencakup periode yang panjang dari zaman prasejarah hingga saat ini. Salah satu contoh tertua adalah Wayang kulit, sebuah seni pertunjukan yang diyakini sudah ada sejak abad ke-11 di Pulau Jawa. Teater wayang kulit tidak hanya sekedar hiburan, namun juga menjadi sarana penyampaian nilai-nilai moral dan sosial kepada masyarakat. Masa penjajahan Belanda juga mempunyai peranan penting dalam perkembangan seni pertunjukan Indonesia. Teater modern diperkenalkan dengan menggabungkan unsur barat dengan tradisi lokal. Seniman seperti Marjolijn van Heemstra, Siti Aminah dan S. Osman memelopori teater kontemporer di Indonesia, membawa perubahan signifikan dalam lanskap seni pertunjukan. Karena keragaman budaya dan kekayaan sejarah Indonesia, seni pertunjukan terus berkembang dan menjadi bagian penting dari jati diri bangsa. Dengan berupaya melestarikan, memperbaharui, dan mengapresiasi warisan budaya ini, kita dapat memastikan bahwa seni pertunjukan Indonesia dapat menggairahkan, menginspirasi, dan melestarikan kekayaan budaya bangsa.

   Siapa yang tidak mengenal kesenian Reog Ponorogo? Berakar dalam budaya Jawa Timur, Reog telah menjadi ikon yang menginspirasi dan memukau banyak orang di seluruh Indonesia. Keunikan dan kehebatannya telah menjadikannya tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai warisan budaya yang berharga. Dengan kostum yang megah, tarian yang energik, dan keselarasan musik yang memukau, Reog Ponorogo mengajak penontonnya untuk terpesona oleh keajaiban seni tradisional yang tak terlupakan.

   Reog Ponorogo sendiri merupakan kesenian asli Indonesia yang berasal dari Jawa Timur yaitu Ponorogo. Seni pertunjukan ini mulai eksis sejak abad ke-10 masehi di Ponorogo hingga hari ini. Reog Ponorogo juga menjadi salah satu seni pertunjukan yang diakui oleh UNESCO pada tahun 2011 sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Pengakuan tersebut diberikan kepada Reog Ponorogo karena berhasil mengangkat identitas budaya lokal dan memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. Suatu kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia karena warisannya bisa mendunia dan terkenal di taraf internasional. 

   Pertunjukan ini terkenal dengan kostumnya yang megah dan ciri khas yang spesifik. Kostum singa barong yang berbentuk kepala singa dan bulu burung merak menjadi salah satu ikon penting dalam Reog Ponorogo. Dalam sekali pementasan Reog Ponorogo dapat melibatkan lebih dari 60 orang di dalamnya karena diperlukan banyak orang untuk menjadi pengrawit, penari, dan penampil Reog Ponorogo. Umumnya pemain yang terlibat dalam pertunjukan Reog Ponorogo adalah Bujang Ganong, Singa Barong, Jathil, dan Warok. Dengan kostum yang megah, tarian yang energik, dan keselarasan musik yang memukau, Reog Ponorogo mengajak penontonnya untuk terpesona oleh keajaiban seni tradisional yang tak terlupakan. Dari gerakan yang dramatis hingga keindahan kostum yang dipenuhi dengan detail artistik, Reog Ponorogo memberikan pengalaman visual dan auditori yang mendalam bagi para penontonnya.

   Uniknya banyak orang yang menganggap bahwa Reog Ponorogo selalu berkaitan dengan hal mistis karena ciri khasnya yang ditampilkan. Asal usul Reog memiliki kaitan dengan  berbagai cerita dan mitos termasuk legenda tentang singa barong dan kekuatan gaib. Hal ini menciptakan aura kepercayaan dan misteri di sekitar kesenian Reog. Kostum Reog yang berupa topeng besar memiliki karakterisitik visual menakutkan bagi beberapa orang. Bahkan banyak orang menganggap bahwa pemain yang memakai kostum tersebut "dirasuki" oleh makhluk gaib, padahal untuk mengangkat kostum tersebut dibutuhkan latihan fisik secara rutin. Adanya ritual dan tata cara khusus yang berhubungan dengan hal spiritual seperti doa-doa khusus yang dilanturkan sebelum pertunjukan, penggunaan mantra, dan tindakan yang dirancang untuk meningkatkan kekuatan. 

 

   Seni pertunjukan Reog Ponorogo bukan sekadar kesenian khas Jawa Timur, melainkan juga menyampaikan pesan-pesan mendalam dalam setiap pertunjukannya. Salah satu pesan tersebut berakar pada asal-usul Reog yang memiliki beberapa versi, salah satunya adalah versi Bantarangin. Versi ini mengisahkan dua kerajaan, yakni Kerajaan Bantarangin yang dipimpin oleh Prabu Kelana Sewandana dan Kerajaan Kediri yang memiliki putri bernama Dyah Ayu Dewi Songgolangit. Dalam cerita ini, Prabu Kelana Sewandana jatuh cinta kepada Dyah Ayu Dewi Songgolangit dan mengorbankan segalanya demi mendapatkan sang putri. Kisah perjuangan dan pengorbanan Prabu Kelana Sewandana ini mengandung pesan penting untuk selalu bersungguh-sungguh dan berjuang demi meraih impian kita hingga tercapai. Melalui cerita ini, seni pertunjukan Reog Ponorogo mengajarkan nilai-nilai ketekunan, pengorbanan, dan dedikasi yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan Reog Ponorogo lebih dari sekadar hiburan, tetapi juga sebagai media pembelajaran yang sarat akan makna.

   Paqih Noval, seorang mahasiswa Fakultas Teknik angkatan 2022 di Universitas Jember, merupakan salah satu pemuda yang mendedikasikan masa mudanya untuk melestarikan seni pertunjukan Reog Ponorogo. Paqih bergabung dengan Paguyuban Seni Reog Mahasiswa (PSRM) Sardulo Anorogo Universitas Jember sejak tahun 2022 dan saat ini menjabat sebagai ketua umum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tersebut. Sebelum terlibat dalam seni pertunjukan Reog Ponorogo, Paqih memiliki pengalaman dalam seni pertunjukan wayang ketoprak dan kuda lumping. Menurut Paqih, UKM PSRM Sardulo Anorogo Universitas Jember bukan hanya tempat berkumpulnya mahasiswa yang tertarik pada seni reog, tetapi juga memiliki arti lebih baginya. UKM ini mampu meringankan beban pikiran serta masalah kuliah dan keluarga yang tengah dihadapinya. Selain Paqih, Diva Erlingga, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian angkatan 2022 di Universitas Jember, juga mendedikasikan masa mudanya untuk melestarikan seni pertunjukan Reog Ponorogo. Seperti Paqih, Diva adalah anggota aktif UKM PSRM Sardulo Anorogo Universitas Jember. Dedikasi Paqih dan Diva menunjukkan pentingnya peran generasi muda dalam melestarikan seni budaya tradisional, memastikan bahwa warisan ini terus hidup dan diapresiasi oleh generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun