Mohon tunggu...
Jovanka Chrishelda
Jovanka Chrishelda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswi FIB pada jurusan Televisi dan Film angkatan 2022 sedang menempuh semester 3.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

PSRM Sardulo Anorogo Universitas Jember, Wadah bagi Anak Muda Mempertahankan Warisan Lokal

3 Juni 2024   22:21 Diperbarui: 3 Juni 2024   22:46 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Milik Pribadi

   Seni pertunjukan Reog Ponorogo sering dipandang oleh masyarakat sebagai sesuatu yang mistis, terutama dalam cara mengangkat topeng Dadak Merak yang menjadi ikon pertunjukan ini. Banyak orang awam percaya bahwa topeng besar tersebut diangkat hanya dengan digigit menggunakan gigi. Namun, Paqih dan Diva, menjelaskan bahwa selain digigit, topeng tersebut juga dapat diangkat dengan teknik khusus, yaitu menyanggahnya di bahu. Latihan fisik yang intensif sangat diperlukan untuk menguatkan otot agar dapat mengangkat topeng Dadak Merak dengan benar dan menghindari cedera. Keterampilan ini membutuhkan dedikasi dan disiplin tinggi dari para penari reog. Meskipun terdapat banyak cerita mistis yang berkembang di masyarakat, seni pertunjukan Reog Ponorogo tetap mempertahankan ritual tradisional sebelum pementasan. Salah satu ritual tersebut adalah memasang bunga kantil dan rokok di kedua telinga topeng Singo Barong. Ritual ini bertujuan untuk menghormati leluhur dan menjadi simbol doa agar pementasan berjalan lancar. Selain itu, topeng tersebut juga diberi minyak wangi yang dipercaya dapat membangkitkan semangat para pemain. Melalui pemahaman teknik yang benar, seni pertunjukan Reog Ponorogo dapat terus dilestarikan dan dipahami dengan lebih mendalam oleh generasi muda dan masyarakat luas.

   Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paguyuban Seni Reog Mahasiswa (PSRM) Sardulo Anorogo Universitas Jember telah berdiri sejak tahun 1990-an, salah satu upaya yang dilakukan para anggotanya untuk menjaga eksistensi UKM ini adalah dengan menjalin kolaborasi bersama universitas lain atau paguyuban seni reog yang ada di Indonesia, khususnya dengan paguyuban seni reog di Ambulu. PSRM Sardulo Anorogo telah meraih berbagai prestasi yang membanggakan, seperti peringkat ke-7 dalam Festival Reog Nasional di Ponorogo tahun 2023 dan juara ke-3 dalam festival yang sama pada tahun 2019. Kemenangan-kemenangan ini memberikan dampak positif bagi UKM, yaitu meningkatkan minat calon anggota untuk bergabung dan memperbesar peluang untuk meraih prestasi di masa depan. Paqih dan Diva, berharap agar generasi muda menyadari pentingnya melestarikan warisan budaya. Mereka mengajak anak muda untuk aktif menjaga dan melestarikan seni reog, agar warisan leluhur ini tidak hilang atau dicuri oleh negara lain yang berupaya mengklaim budaya kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun