Pada era sekarang banyak sekali lagu populer yang memiliki lirik yang terlalu sederhana. Meskipun membuat orang mudah mengingat lagu tersebut namun lagu-lagu ini kurang memiliki kedalaman dan membuat pendengar menginginkan pengalaman yang lebih bermakna. Dalam industri musik dan di telinga manusia, lirik memainkan peran penting dalam memberikan kebahagiaan, kegembiraan, dan perasaan tak terungkap saat mendengarnya. Lirik yang kurang bermakna terkesan dangkal dan tidak menarik bagi sebagian orang. Hal ini dapat membuat pendengar merasa tidak dapat menghayati lagu tersebut.
Salah satu masalah dengan lirik yang sederhana adalah lirik tersebut cenderung lebih mengutamakan daya tarik daripada kreativitas. Frasa yang berulang dan kosakata yang sederhana mungkin membuat sebuah lagu mudah diingat, tetapi tidak selalu menyampaikan makna dan emosi yang mendalam pada lagu tersebut. Banyak orang percaya bahwa musik digunakan untuk menyampaikan pemikiran dan perasaan kepada audiens, dan jenis lirik seperti ini mungkin terasa tidak normal bagi sebagian orang. Dibandingkan dengan lagu-lagu dengan kata-kata yang rumit atau bait yang puitis, lirik yang sederhana bisa terasa kurang menggugah dan gagal memicu emosi yang mendalam.
Selain itu, lirik yang kurang kompleks tidak mendorong pendengar untuk dapat menginterpretasikan makna yang tersirat dalam lagu. Lirik yang terlalu langsung atau berulang tidak memberikan ruang bagi audiens untuk mengeksplorasi. Sebuah lirik dapat menjadi sumber inspirasi dengan interpretasi yang berbeda dari berbagai orang dan sudut pandang, dan lagu-lagu yang mendorong pendengar untuk berimajinasi dan menemukan perspektif yang berbeda dapat membuat lagu tersebut unik. Tanpa elemen-elemen ini, musik terasa lebih seperti hiburan di telinga saja daripada sebuah bentuk seni yang menginspirasi.
Dominasinya lirik sederhana dalam musik juga mencerminkan tren di industri musik, yaitu lagu-lagu semakin dibuat untuk menjadi “viral” dan dan menarik daya tarik massal. Banyak lagu sekarang ini dirancang untuk menyesuaikan dengan platform media sosial yang lebih menyukai lagu berdurasi pendek yang menarik. Hal ini mengakibatkan lirik yang dangkal makna namun mudah diingat. Sebagai contoh, dengan TikTok yang menjadi pusat perhatian jutaan orang, para artis memprioritaskan untuk menarik perhatian di media sosial tersebut dengan membuat lagunya menarik di beberapa bagian saja, yang menyebabkan hanya ada beberapa bagian dari lagu tersebut yang bagus. Meskipun dengan pendekatan ini mereka membawa popularitas dengan cepat, namun membuat lagu mereka terasa monoton, karena pendengar bisa cepat bosan dan beralih ke lagu lainnya.
Kesimpulannya, meskipun musik dengan lirik yang simpel bisa menghibur dan mudah diingat, lirik tersebut kurang memiliki makna dan emosi yang diinginkan oleh pendengar. Musik dapat digunakan untuk menyampaikan ekspresi emosional dan bercerita, sebuah irama yang “catchy” mungkin tidak cukup untuk mengisi hati sebagian orang. Oleh karena itu, lirik yang sederhana dapat terasa tidak memuaskan. Membuat musik dengan makna yang lebih dalam dapat menawarkan pengalaman yang lebih istimewa, mengundang pendengar untuk “connect” dengan lagu yang didengarnya.
sumber
https://www.mappmagazine.com/articles/a-case-for-lyrics-and-how-they-impact-our-emotions
https://musicpsychology.co.uk/emotional-reponses-to-music-the-influence-of-lyrics/
https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0244576
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H