Mohon tunggu...
Jovanca Fynn Iskandar
Jovanca Fynn Iskandar Mohon Tunggu... Lainnya - hello

hello

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Punya Teman Kok Palsu?

19 Agustus 2020   16:44 Diperbarui: 19 Agustus 2020   16:51 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

     Kata "fake friend" atau teman sudahlah tidak asing untuk anak-anak jaman sekarang. Mengapa? Karena banyak sekali orang yang "fake" di sekitar kita ini. Tentu saja bergaul dengan orang yang fake tentu tidak enak tapi disisi lain susah sekali untuk kita menjauhi orang tersebut karena sifat  palsu mereka terkadang susah untuk disadari. Oleh karena itulah kita harus berhati-hati dalam pertemanan apalagi dalam lingkungan sekolah. Di lingkungan sekolah rawan sekali untuk kita bertemu dengan fake friend.

     Sekolah, tempat bertemunya para murid dengan temannya dan juga fake friendnya.  Tak semua fake friend sengaja jadi seseorang yang palsu. Terkadang seorang fake friend adalah seseorang yang dulunya teman baik tetapi sifat tersebut berubah karena mungkin karena kesalahpahaman ataupun hal lainnya seperti merasa terhianati. Ada juga fake friend yang cuma memanfaatkan kita doang sehingga menghilang saat kita membutuhkan dia. Selain itu, sifat palsu ini juga bisa muncul saat sifat keirian seseorang melonjak, sehingga dia harus bermuka dua, baik saat didepan orangnya dan gosip di belakang orangnya.

     Banyak cara yang dilakukan anak sekolahan dalam menjauhi fake friendnya. Biasanya, anak-anak jaman sekarang suka menyebarkan kata yang menyindir di Instagram Story ataupun  social media lainnya dan berharap seorang teman palsu tersebut menyadarinya. Ataupun bicara secara langsung kepada teman palsunya supaya temannya bisa mengerti. Ada juga yang tak tahu harus bagaimana sehingga dia cuma merenung sendiri untuk menemukan solusi tersendiri. Ada juga yang merasakan kekecewaan pada teman palsunya, sehingga seseorang itu down.

     Berteman dengan fake friend tentu memberikan akibat. Akibat dari bertemannya dengan fake friend adalah, terlalu negative thinking kepada seseorang, tidak bisa membedakan yang mana teman dengan teman palsu, perubahan sikap, dan lain-lain. Ada juga yang biasa saja dan tidak merasakan apa-apa. Bagus jika seseorang tidak merasakan apa-apa. Tapi jika seseorang bisa merasakan akibatnya, tentu saja butuh solusi.

     Banyak solusi yang bisa diterapkan untuk masalah fake friend ini. Solusi yang menurutku terpenting adalah merenungi diri sendiri. Seperti yang sudah dikatakan di paragraf 2, tak semua fake friend ini emang sengaja. Oleh karena itu, kita haruslah kembali melihat diri kita sendiri. Setelah itu, janganlah lupa untuk memaafkan teman palsu tersebut. Hal yang menyangkut tentang memaafkan tentu saja sulit tetapi jika kita belajar dari sekarang, tentu saja kehidupan pertemanan kita akan manjadi lebih baik.

    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun