Mohon tunggu...
Ignatius Jovan Liem
Ignatius Jovan Liem Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMA Kanisius

Seorang siswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Book

Lord of The Mysteries Volume 1: Tersenyum Dalam Keterpurukan

8 November 2024   14:47 Diperbarui: 8 November 2024   15:33 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wall.alphacoders.com

Pada volume 1 ini, pembaca ditampilkan betapa menyeramkan dunia yang kini dihuni oleh Klein dan teman-temannya. Kekuatan dari ramuan yang dapat membuat orang mendapatkan kekuatan, tetapi diiringi oleh bahaya yang selalu menanti dan siap melahap mereka setiap saat. Segala kekejaman dan kengerian muncul dalam tahap ini, dibungkus dalam misteri yang membuat pembaca penasaran.

"We are guardians, but also a bunch of miserable wretches that are constantly fighting against dangers and madness."

Klein juga memperoleh kekuatan misterius di dunia ini yang membuat ia dapat mengendalikan suatu dimensi. Dalam dunia tersebut, ia dapat menarik orang-orang dari dunia luar dan mengadakan pertemuan. Ia memutuskan untuk membangun suatu organisasi rahasia bagi beyonders dengan tema kartu tarot. Dia, bersama dengan dua karakter lain, menjadi penemu dan anggota pertama dari organisasi Tarot Club yang kedepannya akan menjadi organisasi penting di dunia mistis ini.

Di dunia ini, dia memilih jalan kekuatan sebagai seorang sequence 9 seer atau peramal. Kekuatannya memungkinkan Klein untuk dapat mengintip tirai takdir dan mendapatkan beberapa informasi krusial. Namun, tiadanya kemampuan bertempur yang dimiliki Klein membuat cerita lebih berputar pada misteri dan pembangunan dunia daripada pertempuran secara langsung. Kedepannya sequence 9 ini akan berkembang lebih jauh dan menghantarkan Klein menjadi seorang beyonder yang kuat.

Klein bertemu dengan banyak sekali peristiwa mistis dan unik di Kota Tingen. Satu hal yang membuat dia ketakutan adalah ada banyak sekali kebetulan yang ditemui dalam suatu waktu yang singkat. Ternyata, semua kebetulan tersebut adalah rancangan dari seseorang yang diam-diam menjalankan konspirasi dari belakang layar.

"We are like puppets dancing on a string. What's even scarier is that we thought so highly of ourselves..."

Konspirasi tersebut berujung pada kematian dari seseorang yang Klein hormati dan membuat dia tidak bisa kembali ke kehidupan lamanya. Peristiwa ini begitu mengharukan dan menyedihkan. Setelah naik ke sequence 8 clown, sebelum berpisah dengan saudaranya, Benson dan Melissa, Klein menghampiri mereka untuk terakhir kali. Sambil memasang muka tersenyum layaknya badut dengan hati yang hancur di dalam, Klein memberikan bunga kepada saudaranya sebelum pergi dari hadapan mereka untuk selamanya, memenuhi perannya sebagai seorang clown. Dengan ini, volume 1 dari cerita ini berakhir dengan kisah pilu yang mengharukan.

"The clown brought the flower before Melissa and Benson. the flower was golden in color and symbolized happiness.

Melissa and Benson looked at the clown in a daze. All they saw was a wide smile plastered over the paster face. It was a happy smile, an exaggerated smile, a ridiculous smile."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun