Mohon tunggu...
Ignatius Jovan Liem
Ignatius Jovan Liem Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMA Kanisius

Seorang siswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Padukan Visi, Harmoniskan Sekolah Menengah

18 September 2024   20:13 Diperbarui: 18 September 2024   20:25 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesta Rakyat Kolese Kanisius (sumber: pribadi)

"Penggabungan SMP dan SMA bukan sekadar menyatukan dua jenjang pendidikan, melainkan menciptakan jembatan yang kokoh untuk masa depan generasi muda, di mana pembelajaran berkesinambungan dan pengalaman lebih mendalam menjadi landasan bagi tumbuhnya karakter dan prestasi."

Ketika membahas tingkatan pendidikan, SMP dan SMA menjadi suatu hal yang tak pernah luput dari topik pembicaraan. SMP dan SMA keduanya termasuk dalam kategori sekolah menengah, di mana SMP merupakan tahap awal dan SMA adalah tahap selanjutnya. Keduanya merupakan tingkatan pendidikan resmi yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia dan digunakan oleh banyak sekolah hingga saat ini.

Pater Winandoko, rektor Kolese Kanisius Jakarta, memiliki pandangan bahwa SMP dan SMA merupakan suatu instansi yang sama (sekolah menengah) karena keduanya sama-sama bertujuan mendidik siswanya menjadi dewasa, baik secara pikiran dan tingkah laku. Gagasan ini diwujudkannya dengan menyatukan instansi SMP dan SMA Kanisius yang pada awalnya terpisah pada tahun 2022 yang lalu.

Kelebihan Penggabungan

Walaupun Kanisius terdiri dari satu bangunan besar, sebelum tahun 2022, siswa dan guru dari instansi yang berbeda tidak saling mengenal satu sama lain. Interaksi antara siswa dan guru tidak pernah hingga ke tahap yang dalam. Setelah SMP dan SMA digabung, interaksi siswa dan guru meningkat.

Setiap pagi diadakan briefing guru SMP dan SMA bersama-sama, adanya pertukaran guru SMP dan SMA, dan kepanitiaan guru yang digabung mendorong interaksi lebih antara guru. Siswa pun mengalami hal yang sama. Contohnya adalah ruang OSIS SMP dan SMA dijadikan satu ruangan yang luas, kepanitiaan siswa banyak digabung, dan kelas-kelas yang berdekatan.

Ada banyak kegiatan sekolah yang awalnya terpisah juga digabung. Cup sekolah yang awalnya terdiri dari POR CC (SMP) dan CC CUP (SMA) digabung menjadi satu dengan nama CC CUP. Canisius Talent Spotting (SMP) dan Education Fair (SMA) digabung menjadi Canisius Expo. Penggabungan banyak kegiatan juga meningkatkan efisiensi operasional sekolah dengan menghemat pengeluaran yayasan. Situasi penggabungan ini membuat siswa dan guru sering berinteraksi bersama-sama, perlahan menghilangkan tembok pembeda tersebut.

Menghadapi Tantangan

Walau ada banyak kelebihan, terdapat juga beberapa tantangan dalam penggabungan ini. Bagaimanapun, penggabungan SMP dan SMA tidak umum ditemukan dan tidak diatur dalam peraturan pemerintah.

Bagi siswa, tantangan terdapat dalam kolaborasi kepanitiaan acara. Ketika ada suatu acara kolaborasi yang melibatkan SMP dan SMA, tantangan pun muncul. Seperti kucing dengan harimau yang disandingkan, ada perbedaan dari segi kemampuan dan pola pikir siswa SMP dan SMA. Siswa SMA sering kali berkata bahwa siswa SMP tidak bekerja dan hanya menumpang. Sebaliknya, siswa SMP berkata siswa SMA terlalu mendominasi dan tidak memberi mereka kesempatan bekerja.

Memandang Masa Depan

Penggabungan SMP dan SMA merupakan langkah inovatif dalam dunia pendidikan. Ini bukan sekadar keputusan administratif, melainkan sebuah upaya menciptakan kesinambungan pendidikan. Dengan demikian, siswa tidak akan lagi merasa ada batas tegas, tetapi merasakan proses berkelanjutan yang mempersiapkan mereka menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.

Penyatuan ini turut menciptakan ruang bagi interaksi sosial dan akademik. Layaknya dua sungai luas yang bertemu dan membentuk aliran baru, penggabungan ini memungkinkan aliran ide dan kreativitas siswa dan guru SMP-SMA menjadi lebih deras dan menyatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun