Portugal dan Turki telah memperoleh kemenangan di pertandingan pertama. Portugal berhasil comeback setelah tertinggal satu gol dari Czechia, sedangkan Turki mampu menang 3-1 dari tim debutan, Georgia. Pertandingan antara Turki dan Portugal berlangsung di Signal Iduna Park pada tanggal 23 Juni. Portugal yang sebelumnya memakai formasi 3-4-3, beralih ke formasi 4-3-3. Pelatih Portugal, Roberto Martinez, hanya mengubah satu starter yakni Diogo Dalot karena pengurangan jumlah back dari lima menjadi empat. Posisi Dalot digantikan oleh Joao Palhinha. Turki masih memakai formasi yang sama (4-2-3-1), namun mengganti empat starter, termasuk Arda Guler, man of the match di  pertandingan sebelumnya.
Pada awal pertandingan, pertahanan kedua timnas sedikit terkoyak oleh serangan dari kedua tim. Permainan Turki mengalami semacam penurunan setelah Bernardo Silva mencetak gol pertama di menit ke-21. Keunggulan Portugal semakin kokoh sesudah gol bunuh diri oleh Samet Akaydin di menit ke-28. Â Menit-menit di akhir babak pertama diwarnai suasana yang agak panas serta tekel-tekel yang dilakukan oleh kedua timnas. Hal tersebut terbukti dengan adanya empat pemain yang menerima kuning kuning..
Pada babak kedua, terjadi pergantian pemain di kedua tim. Pelatih Turki, Vincenzo Montella, memasukan Yusuf Yazici ke lapangan untuk menggantikan Orkun Kokcu. Dua pemain Portugal, Rafael Leao dan Joo Palhinha, digantikan oleh Pedro Neto dan Ruben Neves. Portugal jauh lebih unggul dalam penguasaan lapangan di awal babak kedua. Setelah Bruno Fernandes mencetak gol ketiga di menit ke-56, Turki mulai menunjukan keagresifannya. Tim pimpinan Montella itu berulang kali masuk ke wilayah Portugal, namun tidak mampu mencetak satupun gol. Hal yang sama juga terjadi pada Portugal. Setelah gol ketiga, mereka tidak bisa memasukan bola ke dalam gawang, meskipun mudah menggiring bola ke dalam pertahanan Turki yang lebih lemah dibandingkan Portugal.
Peluit berbunyi dan Portugal menang telak dengan skor 0-3. Portugal adalah tim ketiga setelah Jerman dan Spanyol yang lolos ke fase gugur. Turki bernasib sama dengan Czechia dan Georgia yang nasibnya baru pasti di pertandingan ketiga. Pertandingan tersebut juga menguatkan fenomena gol bunuh diri dalam Euro 2024. Akaydin adalah pemain keenam dalam turnamen yang membobol gawang tim sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H