Mohon tunggu...
Jovan.A.R.
Jovan.A.R. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah UI

Anak Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pertempuran Laut Jawa: Dekat namun Asing

5 Januari 2022   14:36 Diperbarui: 7 Januari 2022   16:32 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Pertempuran Laut Jawa Karya J. Van Der Ven (Sumber:  researchgate.net)

        Penyerangan Pearl Harbor (Amerika Serikat) oleh Jepang pada tanggal 7 Desember 1941 menandakan mulainya perang antara Amerika Serikat dan Jepang di Pasifik dalam peristiwa Perang Dunia Kedua. Amerika Serikat bergabung dengan kubu sekutu untuk menghadapi Jepang. Setelah menyerang Pearl Harbor, Jepang menyerang wilayah yang diduduki negara kubu sekutu di Asia. Hindia Belanda atau Indonesia adalah salah satu target utama Jepang karena sumber daya minyak. Jepang membutuhkan persediaan minyak yang banyak untuk keperluan perang, namun tidak bisa memproduksi minyak sendiri sehingga persediaan minyak bergantung pada impor yang diperoleh mayoritas dari Amerika Serikat disusul Hindia Belanda. 

Jepang tidak bisa mengimpor minyak dari Amerika Serikat karena kedua negara berperang pasca tragedi Pearl Harbor. Jepang mengambil langkah untuk menginvasi Hindia Belanda. Bulan Januari 1942 adalah awal dari pertempuran di Hindia Belanda setelah penyerangan sekaligus pendudukan kota Tarakan di Kalimantan Utara. Minggu-minggu berikutnya, kota-kota Hindia Belanda yang lain seperti Manado, Ambon, Kendari, dan sebagainya mulai jatuh ke tangan Jepang. Sekutu membentuk koalisi American-British-Dutch-Australian Command (ABDACOM) untuk mempertahankan Asia Tenggara dari Jepang, namun koalisi tersebut gagal karena persiapan pihak sekutu tidak matang, sedangkan Jepang sangat siap dalam menjalankan invasinya. Makin hari, makin banyak wilayah Hindia Belanda yang dikuasai Jepang, namun titik dimana sekutu sudah tidak bisa berkutat di Hindia Belanda adalah pada saat Pertempuran Laut Jawa pada tanggal 27 Februari 1942.     

        Laksamana Muda Karel Doorman ditugaskan oleh Laksamana Madya Conrad Helfrich untuk menahan Jepang masuk ke pulau Jawa sebab jika Jawa jatuh, maka Hindia Belanda juga jatuh. Kubu sekutu dipersenjatai lima heavy cruiser (Kapal penjelajah berat). Kelima kapal itu adalah De Ruyter, Java, Exeter, Houston, dan Perth. Kapal light cruiser (Kapal penjelajah ringan) terdiri dari Electra, Jupiter, Encounter, Witte de With, Kortenaer, Paul Jones, Ford, Alden, dan Edwards. Keempat belas kapal tersebut berasal dari Belanda, Amerika Serikat, Inggris, dan Australia selaku bagian dari ABADCOM. Sedangkan Jepang di bawah pimpinan Laksamana Muda Takeo Takagi, hanya mengirim dua heavy cruiser (Haguro dan Nachi) dan dua light cruiser (Jintsu dan Naka), namun Jepang juga mengirim 14 destroyer (Kapal perusak). Secara jumlah, Jepang lebih unggul. Jepang juga membawa konvoi angkatan darat dengan tujuan mendarat di Jawa sehingga ancaman Jepang terhadap sekutu semakin besar.

Peta Laut Jawa (Sumber: www.maritimemanual.com)
Peta Laut Jawa (Sumber: www.maritimemanual.com)

        Pertempuran laut Jawa mulai terjadi setelah pukul 16:10 ketika kedua pihak saling bertemu. Doorman memerintahkan armadanya untuk berlayar ke barat agar mendapatkan posisi yang pas untuk menembak kapal-kapal Jepang. Rencana Doorman berjalan lancar hingga kapal Exeter mengalami kerusakan parah akibat terkena tertembak torpedo di sekitar pukul 17:05. Armada sekutu yang awalnya berlayar ke barat, beralih ke selatan dan tercerai berai sehingga menguntungkan posisi jepang. Beberapa menit kemudian, kapal Kortenaer karam akibat serangan torpedo. Kapal Electra diperintahkan Doorman untuk melakukan serangan balik ke Jepang, namun gagal karena nasibnya sama seperti Kortenaer. Sejak jam enam sore, hampir semua light cruiser sekutu mulai meninggalkan pertempuran akibat kekurangan bahan bakar dan amunisi atau diperintahkan Doorman untuk melindungi Exeter yang sudah rusak parah serta menjadi target utama armada Jepang.

        Melihat armada sekutu yang sedang kacau, Armada Jepang berlayar ke selatan, tetapi mereka mundur ke utara ketika armada sekutu berlayar menghampiri mereka. Pihak sekutu tidak berencana untuk melakukan serangan mengingat kapal-kapal mereka terus berkurang. Doorman memerintahkan armada sekutu untuk berlayar ke selatan lalu memutar ke arab barat sebelum berlayar ke menuju posisi Jepang yang ada di sebelah barat mereka. Jam 9 malam, kapal Jupiter karam akibat terkena ranjau laut yang ironisnya dipasang oleh Belanda. Sekitar satu jam kemudian, Encounter, satu-satunya light cruiser tersisa, tidak mengikuti keempat kapal sekutu yang lain untuk menolong awak kapal Kortenaer yang terdampar di lautan. Jam 11 malam, Jepang memenangkan pertempuran setelah berhasil menenggelamkan Java dan De Ruyter. Doorman, yang berada di De Ruyter, gugur dalam pertempuran. Sebelum tewas, Houston dan Perth diperintahkan Doorman untuk berlayar ke Batavia (Jakarta).

        Persiapan sekutu yang kurang ketika menghadapi Jepang menjadi faktor kekalahan sekutu di Laut Jawa. Kendala bahasa turut menambah alasan kekalahan sekutu. Akibat dari pertempuran Laut Jawa, Angkatan darat Jepang mampu mendarat di Jawa pada tanggal 28 Februari 1942. Tanggal 8 Maret 1942, Belanda menandatangani perjanjian Kalijati sebagai tanda Belanda menyerah kepada Jepang. Pergantian kekuasaan dari Belanda menjadi Jepang membawa perubahan bagi sekutu, Jepang, dan Indonesia. Sejarah bisa berubah jika kubu sekutu adalah pemenang dari Pertempuran Laut Jawa. Sekitar 2.300 pelaut kubu sekutu tewas dalam pertempuran. Dari 2.300 jiwa, 217 di antaranya adalah orang Indonesia.  Jepang hanya menderita kerusakan kapal dan jumlah korban tewas yang sangat jauh lebih sedikit dibanding pihak sekutu

        Meskipun peristiwa tersebut terjadi di Indonesia, Pertempuran Laut Jawa cenderung hanya dikenal oleh orang yang menggeluti sejarah atau orang yang tertarik dengan hal-hal berbau militer. Pembahasan pelajaran sejarah di Indonesia tentang peristiwa Perang Dunia Kedua di Indonesia selalu membahas tentang penjajahan Jepang di Indonesia. Sangat jarang membahas tentang pertempuran yang terjadi antara sekutu dan Jepang selama perang berlangsung.  Beberapa tahun terakhir, Indonesia disorot dunia karena penjarahan bangkai kapal-kapal yang karam saat Pertempuran Laut Jawa. Tindakan penjarahan oleh oknum tidak bertanggung jawab adalah tindakan vandalisme terhadap peninggalan sejarah sekaligus penghinaan terhadap keluarga yang kehilangan anggota keluarganya di pertempuran.

                                                                                                      Sumber

CNA Insider. 2021, 22 Mei. Who’s Behind The Illegal Looting Of WWII Shipwrecks Near Indonesia? [Video]. Youtube, Diakses di https://www.youtube.com/watch?v=k9iRRBT1z54.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun