Mohon tunggu...
Jouna Sinaga
Jouna Sinaga Mohon Tunggu... Freelancer - Part time

Part time

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lantas?

21 Januari 2021   12:09 Diperbarui: 21 Januari 2021   12:13 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hidup ini berlalu
Warna warni berujung keruh
Membabi buta dan buntu
Bersenda gurau dan menyayat hingga keulu
Memilih tak peduli namun tak mampu
Melangkah acuh namun si tak berdaya tersedu-sedu

Hidup ini takdir penuh renung
Bedebar-debar tak ada rumus
Si pahala berkata "Tuhan beri beban sebab mampu"
Dikatakannya lagi "ada berjuta sukacita menunggu"
Si dosa berkata "Tuhan murka sebab hal hina yg lalu-lalu... Atau saudara sedang berbagi karma"
Lantas..lantas?
Karunia apa setelah ini? Atau bejat siapa yg ditanggung, diri sendiri atau saudara?
Sungguh sebab akibat tak menentu
Mudah ditebak atau susah dipastikan

Hidup ini nikmat namun menjijikan
Berbagi liur bercumbu disudut kota
Berbagi hangat bercinta diruang gang kota
Hasrat tak pandang siapapun
Memberi bagi yg meminta
Memaksa bagi yg tak ingin
Mengajari bagi yg tak kenal
Silih berganti berlalu
Hingga segerombolan berkata "kau tak ubahnya sedang membinatang!"

Lantas..lantas?
Sebut saja aku binatang jalang
Bebas segala batas diterjang
Melampaui batas naif yg dijunjung
Lantas..lantas?
Derita benderang meredup gembira
Nikmat memuncak terperosok sengsara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun