Auditing merupakan sebuah profesi yang memberikan pernyataan atau opini atas laporan keungan yang diterbitkan oleh manajemen perusahaan dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kinerja manajemen kepada pemangku kepentingan.
Orang yang melakukan audit disebut auditor. Auditor bekerja secara independen atau tanpa campur tangan oleh kepentingan pihak lain, hal ini dilakukan karena tujuan dilakukannya audit adalah untuk mengetahui apakah manajemen dapat mempertanggungjawabkan/tidak tindakannya terhadap perusahaan.
Maraknya pertumbuhan disektor industri, profesi auditor memiliki banyak peningkatan permintaan atas layanan pemerikasaan laporan keuangan. Hal ini meningkatakan permintaan terhadap auditor agar tetap menjaga kinerjanya.Â
Tujuan auditor adalah memeriksa kinerja manajemen perusahaan melalalui laporan keuangan untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan yang diterbitkan tidak ada kesalahan penyajian material. Auditor memiliki peran yang signifikan atas kepercayaan yang diberikan pemangku kepentingan (manajemen, pemerintah, investor, dll) dalam melakukan verifikasi. Laporan yang berkualitas adalah laporan yang tidak mengalami kegagalan dalam proses audit.
Berkembangnya industri 4.0 ditandai dengan meningkatnya permintaan lapangan perkerjaan yang memanfaatkan penggunaan teknologi informasi dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam melakukan bisnisnya.Â
Keberadan teknologi merupakan hasil dari tekanan dari pemilik perusahaan agar terus bertumbuh. AI menawarkan efisiensi, efektifitas, yang nantinya juga akan memberikan keuntungan bagi perusahaan karena beban yang menyusut.
Perkembangan zaman digital membuat perubahan dalam aspek kehidupan, termasuk dalam ranah bisnis dan keuangan. Di zaman ini kecerdasan buatan (AI) menjadi faktor utama paradigma dalam cara kerja dan pengambilan keputusan.Â
Salah satu yang terpengaruh dengan adannya kemajuan teknologi ini adalah profesi auditing. Proses audit yang semula melibatkan penilaian manusia atas wajar tidaknya laporan yang diterbitkan manajemen sekarang mengalami transformasi dengan adanya kecerdasan buatan. Â
Kehadiran AI menjadikan auditor mendapatkan tantangan dalam menjalankan pekerjaannya. Survei kepada 120 auditor dari konferensi audit internal IT KPMG pada tahun 2016 dan 2017 mengatakan bahwa hampir setengah dari perwalikan mengkonfirmasi penggunaan AI oleh organisasi mereka, namun 80 persen tidak percaya pada tata kelola menggunakan teknologi ini dan 70 persen mengaku tidak tahu bagaimana metode audit mereka akan terpengaruh.
Bukan hanya KPMG saja yang melakukan riset teknogi dalam membantu pekerjaannya tetapi ketiga firma seperti EY, Delloitte dan PwC juga melakukan riset agar bisa menunjang efisensi dalam pekerjaannya.
Lantas apakah profesi audit akan digantikan dalam beberapa waktu kedepan?