Mohon tunggu...
Josua Manurung
Josua Manurung Mohon Tunggu... profesional -

It is not enough to be very good, if you have the ability to be GREAT! BIG GBU!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lanjutkan Bapak Ibu... Korupsinya...!

4 Januari 2012   19:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:19 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1325704307431047290

kepada koruptor di seluruh Indonesia... baik yang kecil maupun yang besar.. baik kelas teri atau kelas kakap... kali ini mungkin kalian selamat... pertahanan grendel kalian nyata... satu diam yang lain diam... satu bersuara yang lain bersuara... bantu-membantu... bahu-mambahu... sangkal-menyangkal... dengan semangat gotong-royong... koruptor brotherhood dan sisterhood itu sudah biasa... karena semuanya... sudah menikmati duitnya... semuanya sudah dibagi rata... engkau boleh tidak takut kepada polisi dan penegak hukum lainnya... karena kau berpikir mereka sama kotornya... tetapi bukankah masih ada Tuhan di atas sana... tidak usahlah menyumbang untuk pembangunan rumah ibadah... jika duitnya haram adanya... lalu kau memunculkan nama-nama... bahkan sang ketua besar juga ada... dagelan politik busuk... hanyalah maling teriak maling... bahkan kalian juga tidak takut pada penjara... rasa malu sudah sirna... tenang saja kata kalian... hukuman akan ringan seringan-ringannya... masih lebih cepat... daripada si maling sandal... ditambah lagi remisi dari penguasa... dan segala fasilitas lux di penjara... ahh... itu pasti tidak terasa... pengacara-pengacara tob markotob... siap antar jaga... jika engkau sakit... pengadilan bisa ditunda sementara... tunggu sampai pilek mu reda... atau penyakit lupa mu hilang... mari Bapak Ibu koruptor.. mari kumpulkan harta untuk tujuh turunan saja... mari berbagi dengan sesama... sesama  koruptor maksudnya... sementara rakyat kecil menderita... pengangguran dimana-mana... antrian lautan manusia pencari kerja... jembatan ambruk makan korban jiwa... bantuan untuk bencana hampir tidak ada... tak peduli rakyatmu makan apa... yang penting hari ini dapat uang dari siapa... kan kita butuh nanti kata kalian... untuk kampanye partai-partai... untuk pemilu dan pilkada... membeli baliho, kaos, spanduk dan bendera... atas nama bangsa dan negara... mari kita maju jadi penguasa baru... tenang saja... massa yang  miskin bisa dibayar... tinggal kasih konser tunggal... artis-artis ibukota... jadilah panggung drama politik ternama... astaga-naga... nuranimu... nurani maling... penipu... dan pendusta... lihat saja nanti... balasan tidak datang dari kami tetapi dari alam raya... tidakkah kalian lihat negeri ini sudah menjadi negeri 1001 bencana... tapi jika itupun belum cukup... tunggu nanti... sampai anak kalian sendiri yang berbicara... Pak... Ibu... beras kita ini... nasi yang kita makan ini hasil korupsi atau tidak ya... ha...ha...ha... bayangkan nasi anakmu nasi curian susu anakmu susu hasil korupsi... lalu anakmu mau jadi apa? silahkan lanjutkan Bapak Ibu... korupsinya... azab dan sengsara... sudah juga tersedia di sana... di neraka jahanam... panas adanya... sepanas uang yang kau pegang sekarang... BIG GBU! @jm050112.0142.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun