Mohon tunggu...
Josua Manurung
Josua Manurung Mohon Tunggu... profesional -

It is not enough to be very good, if you have the ability to be GREAT! BIG GBU!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Negeri 1001 Mimpi

26 Desember 2011   11:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:44 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negeri 1001 Mimpi

alkisah... sebuah negeri di antah berantah... negeri kaya raya... hasil alam melimpah ruah... kebudayaan yang mumpuni... laut yang luas... ribuan pulau... tanah yang hijau permai... subur dan makmur... peninggalan sejarah yang sangat mengagumkan.... lalu datanglah kaum durjana... serakah dan tamak... kaum borjuis, kapitalis... kaum hedonis dan apatis... ambil semuanya selagi bisa bahagia diukur dengan harta bukan dari memberi dan peduli moral bangsa semakin terpuruk bintang iklan kondom... ingin jadi wakil bupati... artis dangdut yang video pornonya tersebar luas... ingin jadi wakil bupati... lumpur porong biarkan saja... century tak kan terungkap... markus sudah wajar katanya... gusur menggusur menjadi santapan mata.... demo-demo tak berarti... mahasiswa sekarang banyak dari kalangan borjusi dan gengsi... tak peduli lagi pada negeri... koruptor menjadi terkenal dan dihormati.... pengacara membela orang salah hanya karena uangnya... hakim dan jaksa tunggu amplop di bawah meja... polisi diam saja ketika ormas-ormas beraksi.... buruh gigit jari... karena pemerintah tak peduli... anak-anak sekolah mati sia-sia bunuh diri... karena ujian nasional dari pak menteri... ahh... 1001 keluhan... di bawah mentari... tapi sudah tidak berarti lagi... pikirkan saja dirimu sendiri kata mereka... negeriku negeri mimpi... rakyat dibodohi oleh tv... hiburan dibuat untuk tertawa... lupakan sedih sementara... ibu pertiwi menangis... nisan-nisan pahlawan rebah... masa depan bangsa terlunta... agama hiasan ktp belaka... karena moral tidak ada... hukum kehilangan timbangannya di suatu sudut... menunggu... nanti di suatu masa... akan datang waktunya... orang-orang yang tangguh... generasi baru dari negeri... akan bangkit berdiri... melawan tiran dan ironisme... kapan katamu... nanti kataku... ketika takut akan TUHAN menjadi nyata... selamatkanlah negeri kami... TUHAN Empunya Segala... negeri kami... negeri mimpi ini.... maaf ini hanya puisi tentang  negeri 1001 mimpi... tak perlu diambil hati... BIG GBU! JM02052010.1325

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun