Mohon tunggu...
Josua Manurung
Josua Manurung Mohon Tunggu... profesional -

It is not enough to be very good, if you have the ability to be GREAT! BIG GBU!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

2012 : Berawalnya Perang Dunia III ?

30 Desember 2011   08:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:34 2557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermula dari usulan ancaman embargo minyak  oleh Presiden Perancis Nicolas Sarkozy kepada pemerintah Iran dikarenakan program nuklirnya, alhasil berbuntut panjang. Wakil Presiden Iran Mohammad Reza Rahimi langsung mengeluarkan pernyataan akan mem-blokade Selat Hormuz, Selasa (27/12). Padahal usulan tersebut tidak ditanggapi oleh banyak pihak termasuk Uni Eropa. Ada apa dengan Selat Hormuz? Selat Hormuz menghubungkan Teluk Persia dan Laut Arab. Selat Hormuz memainkan peranan penting untuk menyalurkan minyak dari Timur Tengah ke seluruh dunia. Dari Selat Hormuz dipasoklah 75% pasar minyak mentah Asia terutama pasar minyak Jepang, India, Korea Selatan dan China. Selat Hormuz  pada tahun 2010-2011 ini rata-rata dilewati 20-30 kapal tanker yang mengangkut 16,5-17 juta barrel minyak, memegang peranan kunci bagi 33% lalu lintas minyak maritim dunia dan sekitar 90% ekspor minyak dari negara Arab Teluk diangkut ke mancanegara saat ini.  Jika selat ini ditutup maka perekonomian global akan goncang. Banyak negara akan bangkrut dan menjadi beban bagi negara-negara lain. Perang urat syaraf dan adu mulut ini saja  sudah memicu kenaikan harga minyak di Amerika menjadi 101,34  dollar AS per barrel pada Selasa lalu. Sementara di London harga minyak ditutup pada 109,27 dollar AS per barrel. Banyak pihak memperkirakan harga minyak dapat tembus di atas 140 US Dolar per barrel. Apa dampaknya bagi negara berkembang?  Terutama bagi negara-negara Eropa dan Amerika yang sedang terlilit krisis ekonomi?  Sungguh tak terbayangkan dampaknya. Oleh sebab itu AS sudah menempatkan kapal induknya USS John C  Steniss  di Bahrain, Teluk Persia untuk berjaga-jaga jika Selat Hormuz jadi ditutup oleh Iran. Iran sendiri sudah melaksanakan latihan perang di kawasan Selat Hormuz untuk menunjukkan kekuatan militernya pada dunia. Kepala Staf Angkatan Laut Iran, Laksamana Muda  Habibollah Sayyari juga mengatakan bahwa sangat mudah bagi Angkatan Bersenjata Iran untuk menutup Selat Hormuz, lebih mudah daripada minum segelas air (sumber: Kompas). Apakah ini benar-benar akan menjadi perang terbuka? Iran sudah pernah terlibat perang sebelumnya dan mereka sudah membuktikan diri dapat bertahan pada perang Iran-Irak selama 8 tahun (1980-1988) yang merupakan perang terpanjang di abad 20. Korban jiwa di kubu Iran lebih sedikit daripada korban jiwa di kubu Irak, hal ini membuktikan bahwa militer Iran memang terlatih. Ditambah lagi Iran juga sudah mengembangkan program nuklirnya dengan  sangat baik. Hulu ledak nuklir Iran dapat menyapu satu negara di kawasan Teluk atau di kawasan manapun di dunia. Menurut beberapa sumber Iran bisa menggerakkan satu juta personel tempurnya untuk menghadapi perang ini. Sejak revolusi Iran bergulir Iran telah membangun industri militernya sendiri. Iran memproduksi tank, kendaraan taktis militer, missil, rudal, kapal selam, helicopter dan jet tempurnya. Missil terkenal Iran adalah Hoot, Kowsar, Zelzal, fateh-110, Shahab-3 , Sajjil dan yang paling terkenal adalah Fajr-3(MIRV) karena berbahan bakar minyak untuk menempuh jarak yang tak terkira dan kesemuanya itu diproduksi massal. (Sumber : Wikipedia). Siapkah negara sekutu menghadapinya? Saya rasa negara sekutu dan AS tidak siap. AS baru saja mengakhiri perang di Irak, Negara Uni Eropa sedang mempunyai pertempuran sendiri di bidang ekonomi. Ancaman krisis ekonomi global sudah nyata di depan mata. Akankah China ikut serta? Siapa yang akan didukung? AS atau Iran?  Karena dunia barat  mungkin saja mendukung AS dan sekutunya, tetapi ketika China ikut campur dan mendukung Iran dan negara-negara Timur Tengah lainnya, maka akan terjadi perang massal besar-besaran. Dimana perang nuklir akan terjadi dan dampaknya akan lebih mengerikan 100 kali hingga 1000 kali lipat daripada  bom atom Hirosima atau Nagasaki. Semoga itu semua tidak terjadi. Jika AS bijak, maka sudah seharusnya negara sekutu membuka kembali meja perundingan. Karena hitung-hitungan di atas kertas kondisi ekonomi AS dan sekutunya sungguh sangat tidak menguntungkan. Kondisi ekonomi dalam negeri sedang jatuh-bangun. Mereka juga masih harus memikirkan tentang hutang-hutang kebanyakan negara di Eropa  yang semakin melambung. Bukan berarti mereka tidak akan memukul balik jika Iran menutup Selat Hormuz karena itu sama saja dengan membangunkan macan tidur karena masa depan AS dan Sekutunya dan hampir seluruh dunia bergantung kepada aliran eksport dan import minyak dari Selat Hormuz tersebut. Langkah bijak AS dan sekutunya sangat menentukan dalam hal ini. China dapat menjadi negara penengah dalam setiap perundingan perdamaian  jika mereka mau. Sudah saatnya negara di Asia memimpin perdamaian di dunia. Kiranya semua pihak dapat menahan diri demi masa depan dunia yang lebih baik di tahun 2012. Demi anak cucu kita sekarang dan nanti. Selamat  Tahun Baru 2012. BIG GBU! @jm301211.1530.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun