Ketiga: Teriakan "Garuda di dadaku" oleh pecinta sepakbola Indonesia, sepertinya kalah nyaring dengan teriakan para politisi yang belakangan ikut mengatur sepakbola menjadi kendaraan popularitas mereka. Lengkap sudah keterpurukan masyarakat Indonesia: dijejali janji-janji yang tak ditepati, serta disajikan sepakbola penuh intrik politik.
Setengah lusin gol di laga pamungkas Sea Games XVI, memang belum memperlihatkan apa-apa. Tetapi ada keringat, spirit, dan doa untuk terus mengusung harapan. Kini biarlah PSSI menatap kepongahannya yang perlahan-lahan hancur, tergerus oleh ego pengurusnya sendiri. Tinggal kita: masyarakat pers termasuk  BOLA dan masyarakat pecinta sepakbola, yang harus tetap optimis membangun sepakbola di atas batu karang yang teguh.
Ketimbang mengumpat lebih baik nyalakan lilin kecil. Harapan memberi kehangatan bagi masyarakat Indonesia, dalam hati mereka tersemat doa bagi perjuangan tim nasional U-23! Football For Hope!! Masih ada harapan bagi sepakbola kita!
Johannes S.A. de Fretes
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H