Mohon tunggu...
Joss Riono
Joss Riono Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Jangan Sampai Kerbau yang Punya Daging, tapi Sapi yang Dapat Nama

31 Januari 2016   11:50 Diperbarui: 31 Januari 2016   15:37 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar dari negara-negara yang memberlakukan impor ternak dari country based ke zona based terdapat penurunan GDP sampai 0.6%. Impor sapi hidup dari negara-negara non-PMK memang harganya lebih mahal, Pak… kira-kira lebih mahal 50%, tetapi manfaatnya jauh lebih banyak dari mudaratnya. Yang harus dilakukan adalah menambah populasi ternak lokal, dengan kawin suntik kek, dengan teknik embrio transfer kek, dengan sistem penyerentakan birahi untuk sapi kek. Indonesia banyak ahlinya Pak. Jangan tanya tentang impor sapi ke Peng-Peng Pak, nanti Pak Jokowi masuk ke jebakan Batman lho.

Kalau masih ngotot mau impor berdasarkan zona based, coba dikaji dengan mengimpor produk daging dulu. Pak Jokowi harus meminta rekam jejak ekspor dari daerah atau negara yang mau memasok daging ke Indonesia. Kabarnya India mengekspor daging kerbau, bukan daging sapi Pak. Jangan sampai kerbau yang punya daging, sapi yang dapat nama.

Rakyat Indonesia berhak mendapatkan daging sapi yang bermutu tinggi dan bebas dari virus PMK Pak.

Wassalam,

Joss

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun