Mohon tunggu...
Joshua
Joshua Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMA Kanisius

Seorang siswa SMA yang sedang mempersiapkan studi lanjut di salah satu universitas terbaik di dunia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Benarkah Generasi Muda Penerus Bangsa?

20 Juli 2024   20:31 Diperbarui: 22 Juli 2024   14:32 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : koleksi pribadi penulis

Generasi muda adalah generasi yang penuh dengan semangat, generasi penerus bangsa, dan identik dengan perubahan. Orang muda hadir melalui inisiatif-inisiatif baru dengan pemikiran kritisnya. Apabila diberikan pilihan, lebih memilih pemimpin muda atau tua, tentu saja kita cenderung memilih yang muda dengan beberapa argumen logis. Hal itu juga sesuai dengan ungkapan pendiri bangsa kita, Soekarno yang mengatakan "beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia". 

Beberapa waktu yang lalu, Indonesia berhasil mengadakan salah satu pesta demokrasi terbesar di dunia dengan Pemilu serentak 2024. Banyak calon-calon pemimpin bangsa yang berasal dari kalangan muda, tidak terkecuali calon wakil presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka. Sayangnya, proses pencalonannya mengundang banyak konflik dan polemik. Hal itu dikarenakan adanya indikasi cawe-cawe politik yang dilakukan oleh Preseiden RI sekaligus ayah dari Gibran. Meski begitu, komisi pemilihan umum (KPU) pada akhirnya menetapkan Prabowo-Gibran sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih periode 2024-2029.

Apakah stigma generasi muda sebagai generasi penerus bangsa masih relevan? Banyak masyarakat mengatakan bahwa Gibran tidak layak menjadi Wakil Presiden karena masih terlalu muda dan tidak berpengalaman. Belum lagi program kerja dari Prabowo-Gibran dianggap tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, seperti program makan siang gratis, yang kemudian dipangkas menyesuaikan ketersediaan anggaran, dan pengurangan subsidi BBM. Kemampuan Prabowo-Gibran dalam memimpin bangsa di tengah ketidakstabilan global menjadi dipertanyakan. Namun, bagaimanapun juga, mereka adalah hasil dari demokrasi yang sah di mata hukum dan konstitusi. Mereka adalah pilihan rakyat.

Sebagai sebuah bangsa, kita harus bersatu dan berfokus pada perkembangan dan cita-cita ke depan. Kita adalah bangsa yang telah berdiri sejak diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Hampir genap 80 tahun landasan yang telah dipupuk dan dibangun oleh para pendahulu Bangsa. Jangan hanya karena ego dan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, setiap pergantian kekuasaan juga mengganti program yang ada. Bagian yang telah dikerjakan oleh pemimpin terdahulu yang baik harus diteruskan. Dibutuhkan kesinambungan dalam sebuah proses pembangunan untuk bisa melihat gambar utuh dari usaha yang telah dilakukan selama ini. Ibarat anak sekolah, dimulai pada tingkat TK kemudian naik bertahap ke tingkat SD, SMP SMA, Kuliah, dan seterusnya. Tidak semua program yang ada harus diselesaikan pada periode orang itu menjabat. 

Fondasi yang kuat telah dibangun oleh para Presiden terdahulu merupakan pijakan penting untuk mencapai "Indonesia Maju". Keberlanjutan pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, dan perbaikan layanan kesehatan merupakan aspek dasar yang perlu dilanjutkan. Infrastruktur yang memadai akan mempermudah akses barang dan jasa ke berbagai daerah, meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi yang merata. Peningkatan kualitas pendidikan akan menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten, selaras dengan cita-cita Indonesia Emas 2045.

Indonesia Emas 2045 menggambarkan Bangsa Indonesia yang maju, adil, sejahtera, dan berdaya saing internasional. Lebih lanjut, Indonesia Emas 2045 adalah sebuah visi strategis yang dicanangkan untuk menandai 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Sekarang, generasi muda harus mulai memikirkan pada hal-hal besar ke depan yang visioner, bukan hal-hal kecil yang akan habis di makan waktu setelah 5 tahun. Sudah saatnya kita harus merobohkan sekat-sekat yang selama ini membuat kita terisolasi. 

Estafet kepemimpinan ini tidak ditujukan untuk presiden saja, melainkan diri kita sendiri. Bagi yang sekarang masih duduk di bangku sekolah jangan berkecil hati, kelak 20/30 tahun lagi kita akan menggantikan mereka yang sekarang menjadi direktur, guru, dokter, CEO, pebisnis, dan lain sebagainya. Kesempatan kita terbuka lebar untuk berkontribusi membangun bangsa dan negara Indonesia, terlebih lagi Ibu Kota Nusantara sedang dalam proses pembangunan. Dibutuhkan banyak calon-calon pemimpin yang melayani untuk mengisi tempat-tempat strategis dalam Ibu Kota Nusantara.

 Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk melatih seorang pemimpin yang melayani adalah bersikap jujur. Kejujuran dan integritas, baik itu akademik maupun humaniora, merupakan elemen esensial dalam membangun komunitas dan mempromosikan keadilan sosial. Untuk membangun integritas bukan berarti setiap keputusan yang harus diambil akan mudah karena kadang kala, kejujuran membutuhkan sikap pengorbanan. Akan tetapi, melalui kesulitan, kita mampu untuk menunjukkan komitmen dan sikap pantang menyerah melalui kata-kata dan tindakan kita.

Dalam rangka menyambut HUT RI ke-79, saya sebagai seorang kanisian memaknai kemerdekaan sebagai "bebas untuk". Kemerdekaan yang ada harus diisi dengan hal-hal yang positif untuk membangun bangsa. Sebagai anak muda, kita bisa menyuarakan aspirasi-aspirasi pemuda bangsa. Kemerdekaan Indonesia tidak semata-mata bebas dari penjajahan kolonial, akan tetapi juga mengajak pemuda-pemudi untuk aktif berperan dalam merawat dan memperkuat demokrasi dengan semangat kebebasan, toleransi, dan keadilan. Kebebasan itu bisa disalurkan melalui berbagai media sesuai dengan talenta yang telah diberikan Tuhan. Mari kita bergandengan tangan bersama dan menatap masa depan untuk Nusantara Baru-Indonesia Maju.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun